Oleh: Muhammad Nazri Janra (Dosen Departemen Biologi Fakultas MIPA Unand)
Salah satu tanda manusia sebagai makhluk hidup adalah adanya kebutuhan untuk makan. Makan menjadi penting karena dari sanalah manusia mendapatkan tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari serta menjadi modal utama untuk tumbuh dan berkembang karena zat-zat yang diperlukan untuk itu didapatkan dari mencerna makanan yang dikonsumsi.
Makan juga diperlukan oleh manusia yang sedang dalam proses penyembuhan dari sakit atau kondisi yang secara fisik tidak menguntungkan tubuhnya. Untuk memerangi agen-agen penyakit, memperbaiki sel tubuh yang rusak atau terluka sampai kepada mengembalikan tubuh ke kondisi semula membutuhkan gizi yang didapatkan dari makanan. Maka tidak heran jika untuk masalah makan dan makanan ini manusia telah mengembangkan pengetahuan yang sangat luas.
Sebaliknya, mungkin tidak banyak dari kita yang memikirkan tentang pentingnya kondisi yang dinamakan dengan “lapar”. Ini adalah keadaan di mana tubuh melalui kerja faal saluran pencernaan memberikan isyarat kepada otak lewat sistem syaraf bahwa tubuh memerlukan asupan zat gizi yang ada dalam makanan. Biasanya ini dipicu ketika cairan pencernaan (pepsis, renin, asam khlorida) yang ada di dalam lambung tidak menemukan lagi adanya makanan yang harus mereka cerna sehingga ujung-ujung syaraf di dinding lambung menangkap ini sebagai isyarat “lapar”.
Otak menanggapi ini dengan menggerakan tubuh untuk mencari sumber makanan, mengolahnya sampai siap saji untuk kemudian disantap atau dimasukkan lewat mulut. Mungkin sampai sejauh itu kita memahami arti rasa lapar tersebut.
Dalam Islam, rasa lapar mendapatkan perhatian yang khusus. Lewat perintah puasa, rasa lapar menjadi salah satu hal pokok yang dirasakan oleh semua umat Muslim yang melaksanakannya. Karena dalam ibadah yang khusus dilaksanakan dalam bulan Ramadan tersebut, setiap muslim diharuskan menahan hal-hal yang membatalkan puasa (termasuk makan dan minum) dari waktu imsak di pagi hari hingga Maghrib di sore hari. Tetapi karena umat muslim adalah juga umat yang senantiasa diminta untuk berpikir untuk setiap hal yang diperintahkan kepadanya, maka akan sangat baik kiranya jika kita menelaah tujuan dari berpuasa ini.
Dari sudut pandang ilmu kesehatan ataupun fisiologis (faal) manusia, puasa memiliki manfaat kesehatan yang sangat besar. Terutama sekali untuk menstabilkan berat badan, menurunkan tingkat kolesterol, menjaga kadar gula darah sampai kepada menyehatkan jantung. Dengan berpuasa, yang artinya dalam waktu setidaknya 13 jam dalam sehari (selama 30 hari), tubuh tidak mendapatkan asupan makanan.