Ketiga, menggunakan salam dalam lingkungan kerja, sekolah, dan komunitas untuk menciptakan budaya hormat dan persaudaraan. Keempat, menjadikan salam sebagai bagian dari etika komunikasi digital, seperti dalam pesan teks, email, atau media sosial.
Membumikan salam adalah upaya untuk menjadikan salam sebagai bagian dari kebiasaan sosial yang memperkuat persaudaraan, menciptakan kedamaian, dan meneladani sunnah Nabi. Dengan membiasakan salam, kita ikut serta dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan penuh keberkahan.
Salam Etika Sosial
Membumikan salam dalam makna lebih substantif adalah merealisasikan tiga nilai utama yang dibawa oleh salam umat Islam ini. Pertama, Assalamualaikum, aman. Kedamaian, keamanan dan kenyamanan adalah gaya hidup seorang muslim. Ada saat ia menerima pengakuan dan doa kedamaian dari pihak lain. Ada pula saat seseorang menjadi sumber salam artinya mendoakan saudara aman dan nyaman.
Membumikan rasa aman dan nyaman adalah kebutuhan dasar. Terganggunya rasa aman sepertinya ada kegaduhan tawuran pelajar, kebut-kebutan, tindakan kekerasan, criminal, dan kegaduhan sekecil apapun menghilangkan spirit dan tradisi salam.
Setiap orang, keluarga, tokoh masyarakat, pemerintah dan aparat tentu terus bekerja maksimal menghadirkan rasa aman, salam dan tenteram. Pemerintah Kota Padang mulai di jalur yang tepat dengan gerakan cepat menuju kejayaan Kota Padang.
Kedua, Warahmatullahi, artinya penuh rahmat atau menuju hidup sejahtera lahir dan batin. Sejahtera lahir batin berarti keadaan hidup yang harmonis, bahagia, dan terpenuhi kebutuhannya baik secara fisik (lahir) maupun spiritual (batin).