Oleh: Prakoso Bhairawa Putera (Direktur Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi BRIN)
Laporan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 dari BRIN membuka kembali perbincangan penting tentang kesenjangan dan tantangan pembangunan regional di Indonesia. Skor IDSD nasional berada pada angka 3,43, sedikit melemah dibandingkan 3,44 pada 2023. Penurunan ini mengindikasikan adanya stagnasi yang perlu diwaspadai, terutama ketika kita menargetkan lompatan menuju visi Indonesia Emas 2045.
Provinsi seperti DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Bali tetap memimpin dengan skor di atas 3,9, sedangkan sejumlah wilayah timur seperti Papua Tengah (2,46) dan Papua Pegunungan (2,57) masih menghadapi tantangan besar. Bahkan, terdapat 17 provinsi yang memiliki IDSD di bawah rata-rata nasional. Ketimpangan ini menunjukkan perlunya akselerasi kebijakan yang menitikberatkan pada inklusi dan pemerataan.
Jika ditelusuri lebih dalam, pilar Inovasi dalam IDSD meningkat dari 2,62 (2022), lalu 3,03 (2023) dan menjadi 3,13 (2024). Sementara pilar Pasar Produk justru melemah dari 2,68 (2022), lalu 2,64 (2023), dan menjadi 2,57 (2024). Hal ini menggarisbawahi pentingnya mendorong ekosistem bisnis yang lebih adaptif dan efisien, khususnya di daerah yang belum berkembang.
Lalu bagaimana dengan potret Provinsi Sumatera Barat dalam IDSD 2024? Secara umum, Sumatera Barat mencatat skor 3,70, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada pada angka 3,43. Dari sebelas pilar IDSD, provinsi ini mencatat skor tertinggi pada pilar Lingkungan Pendukung sebesar 4,38 dan pilar Ukuran Pasar sebesar 4,46, yang menunjukkan kekuatan infrastruktur dasar, stabilitas regulasi, serta potensi pasar domestik yang luas.
Di sisi lain, tantangan masih terlihat pada pilar Sumber Daya Manusia yang hanya mencapai skor 3,31 dan pilar Ekosistem Inovasi sebesar 4,03, mencerminkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas pendidikan, keterampilan, serta kapasitas inovasi di daerah ini.
Selain itu, terdapat 7 kabupaten/kota di Sumatera Barat yang memiliki skor di atas rata-rata provinsi, menunjukkan telah terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan lokal yang cukup kompetitif. Kondisi ini bermakna bahwa Sumatera Barat memiliki fondasi daya saing yang kuat dalam aspek fisik dan pasar, namun agar mampu beradaptasi dengan tuntutan ekonomi modern berbasis inovasi, diperlukan upaya lebih besar dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan mempercepat pembangunan ekosistem inovasi.