Tanpa penguatan pada dua sektor ini, daya saing Sumatera Barat berisiko stagnan di masa depan, sehingga strategi pembangunan perlu diarahkan untuk tidak hanya mempertahankan keunggulan infrastruktur dan pasar, tetapi juga mendorong transformasi berbasis inovasi dan SDM berkualitas.
Tantangan dan Ketimpangan
Daya saing daerah juga berkaitan erat dengan kapasitas digital dan kualitas sumber daya manusianya. Berdasarkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, skor nasional hanya 43,34 dari 100. Pilar Keterampilan Digital menjadi yang tertinggi (58,25), tetapi Pemberdayaan—yakni pemanfaatan teknologi dalam kehidupan produktif—hanya mencatat 25,66. Provinsi seperti Papua Pegunungan dan Papua Tengah berada di bawah kisaran 36-an, menunjukkan bahwa keterhubungan digital belum menjelma menjadi kekuatan ekonomi di wilayah tersebut.
Sejalan dengan itu, data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2024 menunjukkan bahwa kualitas SDM di Indonesia meningkat menjadi 75,02, dengan Harapan Lama Sekolah (HLS) mencapai 13,21 tahun dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 8,85 tahun. Namun, Papua Pegunungan hanya mencatat RLS sebesar 4,21 tahun, jauh di bawah rata-rata nasional. Ketimpangan ini merupakan cermin dari tantangan fundamental pembangunan: pendidikan.
Standar hidup juga menjadi isu utama. IPM 2024 mencatat pengeluaran riil per kapita nasional sebesar Rp12,34 juta, namun di Papua Pegunungan hanya sekitar Rp5,7 juta. Ketika dikaitkan dengan IDSD, jelas bahwa ekonomi lokal yang rapuh turut memengaruhi rendahnya skor daya saing di banyak daerah.
Sinkronisasi untuk Aksi
Salah satu kekuatan IDSD adalah keberadaan dashboard analitik daring yang terbuka untuk umum. Fitur ini memungkinkan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengevaluasi dan merancang kebijakan berbasis indikator. Tetapi, nilai strategis IDSD akan lebih besar jika dikaitkan langsung dengan IMDI dan IPM—menjadi satu sistem yang mengukur kesiapan digital, kapabilitas manusia, serta daya saing daerah secara bersamaan.
RPJMN 2025–2029, sebagai tahap awal implementasi RPJPN 2025–2045, memiliki arah kebijakan yang selaras. Strategi utama seperti penurunan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, dan pertumbuhan tinggi berkelanjutan merupakan tiga tonggak transformasi. Target penurunan kemiskinan ekstrem ke angka 0 persen pada 2029 dan peningkatan Rata-rata Lama Sekolah menjadi 9,82 tahun adalah sasaran yang sejalan dengan tantangan yang tergambar dalam IDSD dan IPM.