HARIANHALUAN.ID – Kabupaten Solok memiliki kekayaan alam yang luar biasa: Danau Kembar yang mempesona, hamparan sawah di kaki Gunung Talang, udara sejuk, serta masyarakat yang menjunjung adat dan agama. Namun di era pariwisata modern, keindahan semata tidak cukup. Daya saing destinasi wisata kini ditentukan oleh kemampuannya menjawab tren global, terutama di dua sektor penting: wisata halal dan digitalisasi.
Kabar baiknya, Kabupaten Solok punya semua syarat dasar untuk masuk ke dua ranah itu. Mayoritas penduduknya muslim, kuliner tradisionalnya sudah secara alami halal dan adat yang dijunjung tinggi sejalan dengan nilai-nilai Islam. Pada saat yang sama, generasi muda Kabupaten Solok juga semakin akrab dengan dunia digital, dari media sosial hingga pemasaran online. Tinggal bagaimana peluang ini dijahit menjadi sebuah strategi kebijakan yang terukur dan terarah.
Kenapa Halal dan Digital?
Secara global, industri wisata halal terus tumbuh dan diprediksi mencapai lebih dari 200 miliar dolar AS dalam beberapa tahun ke depan. Wisatawan muslim, khususnya dari negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei, dan Timur Tengah, semakin mencari destinasi yang bukan hanya indah, tapi juga memberikan kenyamanan beribadah, kuliner halal, serta lingkungan yang sesuai nilai-nilai mereka.
Kabupaten Solok sangat mungkin masuk ke dalam radar ini. Namun kita tidak bisa hanya mengandalkan “kekayaan alam dan tradisi”. Dibutuhkan standarisasi, mulai dari sertifikasi halal untuk kuliner dan homestay, musala representatif di lokasi wisata hingga pelatihan pemandu wisata yang memahami etika layanan halal.
Di sisi lain, generasi pelancong masa kini sangat tergantung pada teknologi. Mereka mencari informasi lewat media sosial, membeli tiket secara daring hingga membagikan pengalaman secara instan di berbagai platform. Artinya, tanpa transformasi digital, destinasi seindah apapun bisa tertinggal.
Digitalisasi di sektor pariwisata bukan hanya soal media sosial, tapi juga mencakup penyediaan fitur daring seperti e-booking, peta digital, aplikasi informasi wisata halal, QR code informasi di lokasi wisata, serta pelatihan pelaku UMKM untuk memasarkan produk lewat marketplace. Solok perlu masuk ke dalam ekosistem ini jika ingin berkompetisi di tingkat global.