Selain itu, pendekatan efisiensi semata juga menyalahi prinsip shared yang menekankan pentingnya perusahaan besar menciptakan nilai ekonomi sekaligus nilai sosial bagi masyarakat sekitar. Ketika perusahaan kehilangan peran sosialnya, ia juga kehilangan dukungan moral dan loyalitas komunitas yang selama ini menopang keberlanjutan usahanya.
Perlu dicatat, PTSP bukan hanya “pabrik semen”. Ia adalah pusat inovasi dan efisiensi. PTSP telah lama dikenal sebagai perusahaan yang mampu memproduksi spare part pabrik semen berkualitas tinggi, yang digunakan di berbagai pabrik dalam negeri bahkan diekspor ke luar negeri. Kualitas produksinya tidak diragukan. Bahkan dalam berbagai riset teknis Kementerian PUPR, produk dari PTSP menunjukkan mutu dan ketahanan struktur yang sangat baik.
Sumber daya manusianya pun luar biasa. Tidak sedikit manajer senior di industri semen nasional berasal dari PTSP. Ini menunjukkan bahwa PT SP bukan hanya aset industri, tetapi juga lembaga pembentuk kader profesional berkualitas.
Oleh karena itu, menempatkan PT SP sekadar sebagai unit produksi sangat merugikan. Ia kehilangan ruang untuk berinovasi dan menjadi pionir dalam pengembangan produk dan pasar.
Dampak Ekonomi Daerah
Dampak dari sentralisasi ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan dan karyawan, tapi juga oleh perekonomian Sumatera Barat secara keseluruhan. Sebagai salah satu perusahaan yang berskala besar yang memberikan nilai tambah terhadap perekonomi Sumatera Barat. Terjadinya penurunan skala produksi dan penurunan aktifitas pemasaran akan mempengaruhi peran sektor ini pada perekonomian
Kondisi ini akan semakin diperparah oleh realitas pasar: kelebihan pasokan semen nasionaldanmasih lemahnya permintaan ekspor. Dalam situasi ini, perusahaan seperti PTSP seharusnya diberikan keleluasaan untuk memaksimalkan keunggulan lokalnya, bukan justru dibatasi oleh sistem sentralistik.