Oleh : Edy Oktafiandi (Kakankemenag Kota Padang)
Inovasi Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Padang melalui kegiatan Nikah Massal dan Festival Bajamba menampilkan wajah Kota Padang yang humanis dan bernilai. Kegiatan ini bukan hanya perayaan simbolis, melainkan cermin dari penguatan semangat kebersamaan, kepedulian sosial, dan pelestarian budaya lokal dalam masyarakat yang heterogen. Program nikah massal yang digagas Kankemenag Padang memberikan ruang bagi pasangan kurang mampu untuk mewujudkan pernikahan yang sah dan bermartabat. Acara ini tidak hanya mempermudah administrasi dan biaya, tetapi juga menghadirkan nuansa sakral yang penuh kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan QS Al Maidah ayat 2 yang mengajak manusia untuk tolong menolong dalam meringankan beban sesama.
Melalui program ini, Kementerian Agama menegaskan komitmennya bahwa negara benar-benar hadir untuk membantu meringankan beban masyarakat. Langkah ini sejalan dengan beberapa poin penting dalam Asta Protas Kemenag RI, yakni Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan, Penguatan Ekoteologi, Layanan Keagamaan Berdampak, Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi, Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pemberdayaan Pesantren, Sukses Haji dan digitalisasi tata kelola. Nikah massal menjadi bukti nyata bahwa keadilan sosial diwujudkan dalam bentuk kesempatan yang sama bagi seluruh warga, khususnya mereka yang kurang mampu, untuk merayakan momen sakral pernikahan tanpa harus terbebani biaya besar.
Kegiatan ini bukan hanya menghadirkan kebahagiaan personal bagi pasangan pengantin, tetapi juga menumbuhkan rasa solidaritas sosial di tengah masyarakat. Kehadiran pemerintah dalam bentuk program seperti ini mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian, sekaligus memperkuat ikatan kekeluargaan. Dengan demikian, nikah massal tidak sekadar ritual administratif, melainkan bagian dari upaya membangun masyarakat yang harmonis, berkeadilan, dan penuh rasa syukur.
Festival Bajamba: Merawat Warisan, Menyatukan Rasa
Festival Bajamba menampilkan kekayaan tradisi Minangkabau yang penuh nilai kebersamaan. Jamba merupakan sajian besar yang dihadirkan melalui semangat gotong royong dalam adat Minangkabau, tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga menjadi lambang persatuan, kerukunan, serta penghormatan terhadap kearifan lokal. Festival Bajamba bukan sekadar ajang budaya, melainkan sarana mempererat silaturahmi antarwarga dan memperkuat identitas kolektif masyarakat Minang. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi rezeki, menjaga harmoni sosial, dan merawat rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. Dalam konteks kekinian, Festival Bajamba menjadi contoh nyata bagaimana warisan leluhur bisa dihidupkan kembali sebagai inspirasi membangun masyarakat yang rukun, peduli, dan berkarakter. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya relevan secara budaya, tetapi juga sejalan dengan visi pembangunan daerah yang menempatkan nilai kearifan lokal sebagai pilar utama kehidupan bermasyarakat. Festival tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjadi media mempererat ukhuwah antarwarga. Semangat gotong royong dan rasa syukur yang terpancar sejalan dengan visi Wali Kota (Wako) Padang, yaitu mewujudkan Padang amanah, Padang juara, membangun Smart Surau dan pengembangan kota festival. kota sehat, berlandaskan agama dan budaya, menuju kota yang maju dan sejahteran sekaligus menjunjung tinggi budaya.
Sinergi Visi Daerah dan Misi Nasional
Inovasi yang dihadirkan Kankemenag Padang ini sejatinya menjadi bukti konkret adanya sinergi antara visi-misi Wako Padang dan Asta Protas Kemenag RI. Jika Wako menggarisbawahi pentingnya menggerakkan segala potensi melalui Padang Amanah, Padang Juara, membangun Smart Surau dan Pengembangan Kota Festival, kota sehat, berlandaskan agama dan budaya, menuju kota yang maju dan sejahteran sekaligus menjunjung tinggi budaya, maka Kemenag menghadirkannya secara nyata melalui program nikah massal dan Festival Bajamba yang menghidupkan nilai-nilai tersebut di tengah masyarakat.
Kolaborasi semacam ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya berfokus pada aspek fisik atau infrastruktur, tetapi juga pada pembentukan jiwa dan karakter masyarakat. Dengan memadukan kebijakan pemerintah daerah dan agenda nasional Kemenag, lahirlah program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal. Hal ini membuktikan bahwa visi besar “Indonesia Rukun” dan “Indonesia Bahagia” dapat diwujudkan melalui langkah-langkah sederhana namun bermakna, seperti memfasilitasi pernikahan yang bermartabat dan melestarikan tradisi jamba yang menumbuhkan rasa kebersamaan.
Kegiatan ini juga merefleksikan nilai Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan serta Layanan Keagamaan Berdampak, tiga dari delapan Asta Protas Kementerian Agama. Ketiga nilai tersebut menegaskan pentingnya membangun kehidupan masyarakat yang damai, saling menghargai, dan menjunjung tinggi kebersamaan lintas agama serta budaya. Dalam konteks Kota Padang, nikah massal dan Festival Bajamba tidak hanya menjadi ruang ekspresi budaya, tetapi juga wadah memperkuat ukhuwah di tengah keragaman sosial.
Sementara itu, harmoni dan kerukunan yang terwujud melalui kegiatan ini menjadi modal sosial yang sangat berharga untuk menghadapi tantangan global. Di era modern yang sarat individualisme, program berbasis kebersamaan seperti ini menjadi pengingat bahwa kekuatan bangsa lahir dari semangat gotong royong, kepedulian, dan penghormatan terhadap perbedaan. Dengan demikian, yang digagas Kankemenag Padang tidak hanya sebatas kegiatan seremonial, melainkan bagian dari gerakan moral dan kultural untuk menanamkan nilai toleransi, memperkuat identitas bangsa, serta menghidupkan warisan budaya sebagai perekat persatuan.
Merajut Kebersamaan, Membangun Masa Depan
Kegiatan ini mencerminkan nilai Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan serta Layanan Keagamaan Berdampak dari delapan Asta Protas Kementerian Agama. Nilai-nilai tersebut menekankan pentingnya membangun kehidupan sosial yang penuh kedamaian, sikap saling menghormati, serta kebersamaan lintas agama dan budaya. Di Kota Padang, pelaksanaan nikah massal dan Festival Bajamba bukan hanya sekadar ajang budaya atau seremoni, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk mempererat ukhuwah dan memperkokoh persatuan dalam keberagaman masyarakat.
Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan yang lahir dari kegiatan ini merupakan aset sosial yang sangat bernilai dalam menjawab berbagai tantangan global. Di tengah arus modernisasi dan kecenderungan individualisme, program berbasis kebersamaan semacam ini menjadi pengingat bahwa kekuatan bangsa sesungguhnya tumbuh dari semangat gotong royong, kepedulian sosial, dan penghargaan terhadap perbedaan. Karena itu, inovasi yang digagas Kankemenag Padang tidak dapat dipandang sebatas agenda seremonial semata, melainkan sebuah gerakan moral, kultural, sekaligus spiritual.
Hal ni juga memperlihatkan bagaimana kearifan lokal bisa menjadi instrumen perekat persatuan nasional. Dengan menjunjung tinggi tradisi, menanamkan toleransi, dan memperkuat identitas bangsa, Kankemenag Padang telah menghadirkan praktik nyata dari visi besar bangsa. Membangun masyarakat yang rukun, harmonis, dan tetap kokoh menjaga warisan budayanya. Inilah bentuk kolaborasi yang bukan saja relevan bagi masyarakat lokal, tetapi juga menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia. Semoga!