“Mengajarkan kemerdekaan berpikir berarti membiarkan muridnya berpikir bebas, bahkan jika itu membuat gurunya tidak nyaman.”
Guru dan Organisasi: Mesin Perubahan atau Sekadar Panggung Seremonial?
Begitu juga dalam sejarah pergulatan panjang organisasi guru, dimana organisasi guru menjadi menjadi instrumen perjuangan dan mesin perubahan kebijakan pendidikan yang stagnan.
Dari PGRI di masa awal kemerdekaan hingga forum-forum modern, kekuatan kolektif ini kerap jadi satu-satunya penyeimbang kebijakan top-down.
Namun tantangannya jelas: apakah organisasi guru akan terus menjadi alat advokasi, atau terjebak sebagai panggung pidato dan foto bersama? “Organisasi tanpa keberanian politik hanya akan menjadi arsip rapat yang berdebu.”
Dari Honorer ke ASN: Kemerdekaan yang Sangat Pribadi !
Bagi ribuan guru honorer, status ASN adalah pintu menuju kemerdekaan personal: bebas dari kegelisahan soal gaji dan masa depan. Perjuangan ini bukan sekadar tuntutan ekonomi, tetapi pengakuan negara atas martabat profesi guru. Tetapi, menjadi ASN bukanlah garis finish. Tanpa pembaruan cara mengajar dan visi pembebasan, status itu hanya akan menjadi gelar kosong.
Diam sebagai Strategi, Bukan Kekalahan !
Menjadi guru yang merdeka sejak dari alam pikiran, kadang tak perlu berdebat panjang di ruang rapat atau media sosial. Diam adalah strategi untuk menjaga energi, memilih pertempuran yang penting. Diam yang berisi observasi tajam, bukan kepasrahan.“Badai akan reda, tetapi guru yang diam dengan integritas akan tetap berdiri.”