Oleh: Ronny P Sasmita (Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution)
Belum lama ini, saya sempat berniat mengisi waktu luang di salah satu taman kota di Makati, Manila. Nama tamannya adalah Ayala Triangle Garden, sebuah jantung hijau di tengah-tengah Makati City, Manila. Namun sayangnya, waktu luang tersebut tak berhasil saya nikmati untuk bersantai total, karena gerimis datang dan saya harus segera menemukan tempat berteduh.
Spot berteduh terdekat, yang saya duga awalnya adalah coffeeshop kecil, ternyata sebuah perpustakaan di tengah taman. Tak pelak, aspirasi bersantai saya terjebak di antara buku-buku, yang menurut sebagian besar orang adalah barang serius.
Setelah saya pantau dan perhatikan, memang mayoritas koleksinya diisi dengan karya-karya sastra. Tapi setidaknya masih terdapat buku-buku serius di mana salah satunya akhirnya membuat mata saya tertarik. Sebuah buku karya David Thornell, berjudul Small Town Solutions: An Economic Development Guide for Small Communities with BIG Dreams (2023), terselip di ujung rak buku
Judul ini menarik mata saya karena seketika setelah membaca judulnya, memori saya bekerja dan melancong langsung ke daerah-daerah di Indonesia, yang terjebak di dalam ruang waktu yang sangat jauh di belakang ruang waktu kota-kota besar di Pulau Jawa. Tanpa ragu akhirnya saya tarik satu buku yang terjepit di ujung rak tersebut, saya bawa ke depan perpustakaan.
Niat saya sebenarnya adalah untuk menikmati rokok bersama buku David Thornell di depan perpustakaan, karena di dalamnya sudah pasti tak diperbolehkan. Naas bagi saya, di seluruh taman sama sekali tak diperbolehkan merokok. Celakanya lagi, rasa penasaran saya tentang buku tersebut sudah diubun-ubun, sehingga opsi tersisa yang normal adalah membacanya di dalam dengan santai dan melupakan niat untuk merokok
Namun itu akan menjadi opsi yang jauh di luar kebiasaan saya, karena entah karena sugesti atau sekedar kebiasaan, membaca buku bagi saya biasanya sepaket dengan rokok dan segelas kopi. Walhasil, saya mengajukan permohonan dengan menyampaikan latar belakang kebiasaan saya tersebut. Saya katakan bahwa saya sangat ingin membaca buku tersebut, tapi di luar taman di salah satu cafe.