Selain itu, Tan Malaka. Pemuda asal Sumatera Barat yang menjunjung tinggi pendidikan dan tradisi merantau. Juga merupakan tokoh penggerak revolusi Indonesia yang gigih menyuarakan perlawanan terhadap Belanda. Dan memperjuangkan revolusi sosial pada tahun-tahun setelah proklamasi kemerdekaan Soekarno pada tahun 1945.
Karatau madang di hulu
Babuah babungo balun
Karantau bujang daulu
Dirumah paguno alun
Pepatah di atas bagi masyarakat Minangkabau bukan hanya rangkaian kata semata. Melainkan sebagai filosofi kehidupan yang menjadi sumber spirit yang meresap ke jiwanya masyarakat Minangkabau.
Istilah merantau berarti meninggalkan kampung halaman atau meninggalkan tanah kelahiran. Seorang pemuda Minangkabau dianggap belum lengkap pengalaman hidupnya, sebelum ia meninggalkan kampung halamannya. Hal ini disebabkan karena sejak dulu bagi orang Minangkabau, merantau menjadi ajang pembuktian diri bisa mandiri, beradaptasi, dan bawa pulang ilmu atau rezeki buat keluarga. Bagi pemuda Minangkabau, merantau merupakan suatu budaya yang sudah mendarah daging.
Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, perantau asal Minangkabau yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dan di luar negeri. Merupakan aset terbesar bagi tanah kelahiran mereka. Kontribusi ekonomi perantau Minang terhadap daerah asal mereka, cukup signifikan. Dengan perbaikan ekonomi, seeorang dapat membangun nagari dengan materi yang mereka punya.
Seiring berjalannya waktu, pola perantau orang Minang mengalami evolusi. Sebelum kemerdekaan, mengingat keamanan bagi perantau perempuan kurang baik, sebab di rantau kondisi keamanan yang tidak baik, merantau hanya diperuntukkan bagi laki-laki. Setelah kemerdekaan, para perantau sudah mulai berangsur-angsur membawa keluarga atau saudara perempuan ke perantauan dengan berbagai alasan.
Kebiasaan merantau sudah menjadi suatu tradisi yang diturunkan ke generasi generasi berikutnya di Minangkabau. Oleh karena itulah merantau sudah menjadi suatu hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat Minangkabau. Seperti yang diungkapkan oleh Nabila Oktaf Putri, mahasiswa perantau asal Payakumbuh dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas.










