Oleh : Prof.Dr. Herri, SE.MBA (Ketua Program Doktor Manajemen FEB-UNAND)
Ke Padang membeli rendang,
Jangan lupa singgah ke Pariaman.
Jika ingin ekonomi gemilang,
Mari kita bangun dengan kebersamaan
Pantun di atas bukan sekadar penghias kata. Ia menyimpan pesan mendalam bagi kita di Sumatera Barat, bahwa kemajuan ekonomi tidak mungkin lahir dari upaya sendiri-sendiri. Ia butuh semangat kebersamaan, saling dukung, dan sistem yang menghubungkan yang kecil dengan yang besar.
Struktur Ekonomi
Ekonomi Sumatera Barat hingga kini masih ditopang oleh sektor-sektor tradisional seperti pertanian, perdagangan, dan pariwisata, sementara kontribusi sektor manufaktur masih relatif kecil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 98 persen unit usaha di Sumatera Barat merupakan usaha mikro dan kecil, dengan karakter yang informal, skala modal terbatas, dan produktivitas rendah.
Kondisi ini membuat perekonomian kita sangat rapuh terhadap guncangan. Data terbaru BPS menunjukkan bahwa pada triwulan II tahun 2025, ekonomi Sumatera Barat memang tumbuh 3,94 persen (year-on-year), namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya justru mengalami kontraksi sebesar 1,52 persen (quarter-to-quarter). Artinya, mesin ekonomi kita berjalan namun belum stabil.
Banyak pengamat juga melihat bahwa daya beli masyarakat lokal di Sumatera Barat cukup terbantu oleh remitansi dari para perantau yang bekerja di luar provinsi. Uang kiriman ini menopang konsumsi dan perputaran ekonomi, namun bukan hasil produksi lokal yang berkelanjutan. Dengan kata lain, jika kiriman uang dari luar berhenti, maka daya tumbuh ekonomi lokal pun akan terganggu.
Mendorong Investasi
Peningkatan kesejahteraan masyarakat tak bisa dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan itu salah satunya ditopang oleh investasi—baik dari dalam negeri maupun luar negeri—yang membuka berbagai usaha produktif dan lapangan kerja. Karena itu, kehadiran investor menjadi sangat penting bagi daerah.
Investor bisa datang dari berbagai kalangan: warga Sumatera Barat sendiri yang di rantau maupun yang di kampung, investor nasional, hingga investor asing. Namun keputusan mereka untuk menanamkan modal tentu tidak muncul begitu saja. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan: ketersediaan infrastruktur dasar seperti air, listrik, energi, dan jaringan telekomunikasi; kelancaran logistik; hingga kepastian hukum, keamanan, serta kenyamanan berusaha.










