Sudah sejak lama kita mendengar ajakan untuk “mengundang investor datang ke Sumatera Barat”. Namun faktanya, arus investasi yang masuk belum sebesar yang diharapkan. Data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumatera Barat menunjukkan, realisasi investasi tahun 2023 mencapai Rp 7,2 triliun, atau sekitar 128 persen dari target RPJMD. Dari jumlah itu, PMDN sebesar Rp 3,41 triliun, sedangkan PMA tercatat US$ 67 juta.
Capaian tersebut memang menggembirakan di atas kertas, tetapi jika dibandingkan dengan provinsi tetangga seperti Riau atau Sumatera Utara, yang mampu menarik investasi hingga puluhan triliun rupiah, angka itu masih tergolong kecil. Artinya, potensi besar Sumatera Barat belum sepenuhnya terkonversi menjadi arus modal yang kuat.
Di tingkat kabupaten/kota, kondisinya juga beragam. Kabupaten Pasaman Barat, misalnya, menargetkan investasi Rp 596 miliar pada 2024, naik dari realisasi Rp 536 miliar tahun sebelumnya. Sementara di Kota Pariaman, nilai investasi 2024 tercatat sekitar Rp 50,5 miliar. Upaya peningkatan memang terus dilakukan, namun skala investasinya masih relatif kecil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan merata.
Mengapa investor masih enggan datang?
Pertama, soal infrastruktur. Isu pembebasan tanah memang sering disebut-sebut sebagai kendala, namun sebenarnya masyarakat kini semakin terbuka terhadap investasi sepanjang prosesnya transparan dan adil. Tantangan yang lebih nyata justru terletak pada akses jalan, pasokan air dan listrik, serta koneksi internet yang stabil. Tanpa infrastruktur yang siap, biaya investasi menjadi lebih mahal dan risiko meningkat.
Kedua, masalah birokrasi dan tata kelola. Proses perizinan yang berlapis dan belum sepenuhnya terintegrasi masih menjadi keluhan umum. Dalam beberapa kasus, investor juga menghadapi ketidakpastian sosial dan kultural yang membuat mereka berpikir ulang. Kombinasi faktor-faktor ini menimbulkan kesan bahwa iklim usaha di Sumatera Barat belum cukup ramah untuk investasi jangka panjang.
Ke depan, tantangan ini bisa diubah menjadi peluang. Dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dasar, menyederhanakan perizinan, dan membangun kepastian hukum serta kenyamanan sosial, Sumatera Barat sesungguhnya punya modal besar untuk menjadi tujuan investasi yang kompetitif di kawasan barat Indonesia.










