Praktik serupa sudah banyak dilakukan di negara lain. Di Jepang, misalnya, pengelolaan hubungan antara pihak besar dan kecil, termasuk dalam urusan aset dan pasokan, dijalankan melalui sistem “Kyōryokukai”, sebuah asosiasi kemitraan antara perusahaan besar dan pemasok kecil. Mereka berbagi standar, teknologi, dan pembiayaan secara berkelanjutan. Prinsip gotong royong seperti ini sejalan dengan nilai budaya kita sendiri, hanya saja perlu dikelola dengan disiplin dan sistem yang jelas. Salah nilai penunjang keberhasilan kerjasama ini adalah trust, saling percaya antara kedua pihak, yang semoga nilai ini yang dikatakan jiwa dari masyarakat Minang, tetap tumbuh dan dipertahankan
Kunci Pembangunan
Persoalan utama ekonomi Sumatera Barat sesungguhnya terletak pada struktur yang tidak terhubung secara vertikal. Ribuan usaha mikro berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan industri menengah atau besar. Padahal, dalam teori manajemen dan pembangunan ekonomi, kekuatan suatu daerah tidak hanya pada banyaknya pelaku usaha kecil, tetapi pada keterpaduan antar skala usaha.
Untuk itu, Sumatera Barat perlu menumbuhkan dan memperkuat perusahaan menengah dan besar yang dapat menjadi jangkar bagi usaha kecil. Inilah yang disebut Michael Porter sebagai cluster strategy, di mana perusahaan besar menjadi pusat inovasi dan pasar bagi pemasok kecil di sekitarnya. Melalui upaya mengundang investor untuk melahirkan usaha berskala menengah dan besar yang menjadi anchor untuk pertumbuhan usaha mikro kecil.
Komitmen Bersama
Sumatera Barat bisa meniru pendekatan Jepang itu dengan cara khas Minang: basamo mako manjadi. Bersama makanya berhasil ” Pemerintah daerah dapat memfasilitasi terbentuknya kemitraan antara usaha besar dan UMKM lokal di sektor strategis seperti pertanian olahan, ekonomi halal, pariwisata, dan industri kreatif. Langkah-langkah seperti ini akan menciptakan rantai nilai (value chain) yang berkelanjutan. Usaha kecil tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga tumbuh menjadi bagian dari ekosistem ekonomi yang lebih besar.
Dari Kata Menuju Tindakan
Sumatera Barat memiliki sumber daya alam yang kaya, budaya kerja keras, dan jejaring diaspora yang luas. Namun semua itu tidak akan menghasilkan pertumbuhan yang inklusif jika kita tidak menyatukan kekuatan kecil menjadi sistem besar.
Kita tidak boleh puas hanya dengan banyaknya usaha mikro, tetapi harus berani melangkah menuju ekonomi yang terorganisasi, terhubung, dan berdaya saing. Karena sesungguhnya Untuk maju, kita memang perlu yang besar. (*)










