Oleh : Ustaz Najmi Umar Bakkar
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Islam itu dimulai dalam keadaan “asing”, serta (nanti) akan kembali menjadi asing seperti awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghurobaa’ (orang yang terasing karena Menegakkan “ISLAM & SUNNAH (ajaran) Nabi ﷺ).” (HR. Muslim no.145, hadits dari Abu Hurairah).
Imam Al-Auza’i berkata tentang sabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم : “ISLAM itu dimulai dalam keadaan “asing”, dan (nanti) kembali menjadi asing seperti awalnya.”
“Adapun (agama) Islam tidak akan pergi, akan tetapi “Ahlus Sunnah” itu yang akan pergi sehingga tidak akan “Tersisa” pada sebuah negeri “kecuali” 1 orang. Dengan makna inilah didapati ucapan Para Salaf yang memuji “SUNNAH”, dan mensifatinya dengan asing dan mensifati pengikutnya dengan kata Sedikit.” (Ahlul Hadiits Hum at-Thaa-ifah al-Manshuurah hal 103-104).
Sunnah menurut ulama Salaf adalah :
“Petunjuk yang “telah dilaksanakan” oleh Rasulullah ﷺ, dan para sahabatnya, baik itu tentang ilmu, dan i’tiqaad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya.”
Imam Al-Ajurri رحمه الله berkata :
أغـرب الغربـاء فـي وقتنـا هـذا من أخذ بالسنن وصبر عليها، وحذر البدع وصبر عنها واتبع آثار من سلف من أئمة المسلمين
“Manusia yang PALING ASING di zaman kita ini adalah seseorang yang “Berpegang” dengan Sunnah dan bersabar di atasnya, Memperingatkan Manusia dari Berbagai bid’ah, sabar dengannya, dan “mengikuti” Jejak Para Salaf dari kalangan ulamanya kaum muslimin.” (Al-Ghuraba 78). (*)










