Melalui program ini, mereka belajar menjadi pemimpin transformasional, pemimpin yang tidak hanya pandai merancang strategi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial tinggi. Mereka memahami bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, dari obrolan sederhana dengan masyarakat, dari kerja sama lintas generasi yang dibangun atas dasar saling percaya.
Di sisi lain, kegiatan PPK Ormawa menjadi laboratorium sosial yang sangat berharga. Mahasiswa belajar tentang komunikasi efektif, kerja tim dan manajemen konflik. Mereka belajar bahwa teori tidak akan berarti tanpa empati, dan inovasi tidak akan bertahan tanpa partisipasi.
Keberhasilan program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat dan pemerintah daerah. Tidak ada satu pihak yang bisa berjalan sendiri. Inisiatif mahasiswa membutuhkan dukungan birokrasi yang bijak dan masyarakat yang terbuka terhadap perubahan.
Di sinilah letak keunikan gerakan PPK Ormawa UNP, mereka menjembatani dunia akademik dengan realitas sosial. Apa yang mereka lakukan di Silungkang Oso adalah miniatur dari model pembangunan kolaboratif berbasis pengetahuan dan empati, sebuah formula yang seharusnya menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain di Indonesia.
Pemerintah daerah pun bisa belajar banyak dari gerakan ini, bahwa pemberdayaan sejati lahir dari keterlibatan langsung masyarakat, bukan dari proyek-proyek yang datang dari luar tanpa mendengar kebutuhan lokal.
Sebagai penulis yang mengikuti kisah ini, saya melihat bahwa yang paling berharga dari perjalanan Tim PPK Ormawa UNP bukan hanya hasilnya, tetapi prosesnya. Mereka membuktikan bahwa idealisme bukan hal yang utopis. Bahwa semangat muda, jika diarahkan dengan benar, dapat menjadi kekuatan transformatif yang luar biasa.
Kita hidup di masa ketika banyak generasi muda sibuk mengejar prestasi individual, tetapi lupa tentang tanggung jawab sosial. Di tengah kondisi itu, tim ini menghadirkan keseimbangan, mereka tetap berprestasi secara akademik, namun tidak melupakan misi kemanusiaan.
Ada pelajaran besar di sini tentang komitmen, dedikasi dan kerendahan hati. Tentang bagaimana mengubah ego menjadi kolaborasi dan bagaimana menjadikan ilmu sebagai sarana membangun, bukan sekadar alat mencari status.
Tim PPK Ormawa UNP telah menunjukkan bahwa pengabdian bukan sekadar program kampus, melainkan perjalanan spiritual intelektual. Sebuah perjalanan untuk menemukan makna sejati dari kata “mahasiswa”, manusia yang haus akan ilmu, tapi juga penuh rasa peduli terhadap sesama.










