Kamis, 13 November 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HARIANHALUAN.ID OPINI

Rintihan Petani Gambir yang Tak Terdengar 

Editor: Atviarni
Kamis, 13/11/2025 | 09:07 WIB
Dr. Abdul Aziz (Peneliti dan Dosen FEB, Universitas Andalas)

Dr. Abdul Aziz (Peneliti dan Dosen FEB, Universitas Andalas)

ShareTweetSendShare

Oleh : Dr. Abdul Aziz (Peneliti dan Dosen FEB, Universitas Andalas)

Di lereng-lereng hijau yang membentang di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Pesisir Selatan, ribuan petani meniti hari-harinya di antara kabut dan keheningan. Dari kejauhan, barisan pepohonan gambir tampak seperti simbol ketekunan, namun di balik hijaunya dedaunan itu tersimpan kisah panjang tentang kerja keras, keterasingan, dan nasib yang tak kunjung berubah. Petani gambir bukan hanya menanam dan memanen, mereka juga menanggung beban yang sering kali tak terlihat: medan terjal yang memisahkan rumah dengan kebun, alat kempa yang masih tradisional, dan jarak dari sumber listrik yang membuat pekerjaan mereka nyaris serupa pengorbanan.

Selama musim panen, mereka harus meninggalkan rumah hingga dua minggu lamanya, hidup seadanya di gubuk kecil di tengah kebun. Mereka merebus daun dan ranting dengan tungku sederhana, menunggu hasil rebusan itu mengental sebelum dikempa menjadi gumpalan berwarna agaj gelap, itulah emas coklat Sumatera Barat yang menembus pasar dunia. Ironisnya, dari keringat yang menetes di lereng itu, keuntungan terbesar justru terbang jauh ke negeri lain.

Sumatera Barat sejatinya adalah raja dunia gambir. Sekitar 80% kebutuhan gambir dunia dipenuhi dari tanah Minangkabau. Pembelinya sebagian besar berasal dari India dan beberapa negara Asia lainnya. Namun, betapa getir rasanya menyadari bahwa di seberang sana, di lantai dansa para pengusaha India, aroma kemakmuran menguar dari hasil olahan gambir yang mereka beli murah dari lereng Sumatera Barat. Di sana ada tawa dan tarian di ruang-ruang berpendingin udara; sementara di sini, di bawah hutan rimbun, terdengar rintihan petani gambir yang rela bekerja dalam keterasingan.

Dengan tubuh letih dan mata yang sembab oleh asap tungku, mereka menunggu tetesan getah gambir dari kempa kayu tua yang ditarik dengan dongkrak besi lusuh, sebuah alat yang seolah menua bersama harapan mereka. Tak banyak yang mereka pinta, hanya cukup untuk membayar biaya sekolah anak-anaknya. Mereka bekerja dengan satu doa sederhana: semoga anak-anak mereka kelak tak lagi bernasib sama. Tak lagi harus hidup di bawah sunyi hutan sambil menunggu pengempaan terakhir menjelang senja.

Namun, sampai hari ini, harga gambir di tingkat petani masih tak berubah. Pasar dunia tak mudah digoyang. Selama Sumatera Barat hanya mengekspor bahan mentah, harga akan terus dikendalikan oleh pembeli di luar negeri. Rantai produksi nyaris tak beranjak selama puluhan tahun. Proses pengeringan, pemilahan, dan pengepakan masih dilakukan secara manual. Tidak ada nilai tambah yang tinggal di sini, hanya keringat dan waktu yang terus menetes tanpa penghargaan.

Padahal, dari bahan sederhana bernama gambir itu, dunia telah menciptakan beragam produk bernilai tinggi, mulai dari kosmetik herbal, penyamak kulit alami, bahan farmasi, hingga makanan sehat. Dunia telah berlari ke hilir, sementara Sumatera Barat masih bertahan di lereng yang sama, dengan cara yang sama, dan dengan penghasilan yang tak sebanding dengan kerja keras yang mereka curahkan.

Laman 1 dari 3
123Next
Tags: Opini
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Menyalakan Api Inovasi di Nagari, Digitalisasi sebagai Jalan Kemandirian Desa

Menyalakan Api Inovasi di Nagari, Digitalisasi sebagai Jalan Kemandirian Desa

Rabu, 12/11/2025 | 09:49 WIB
Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan Diri Sendiri

Selasa, 11/11/2025 | 22:07 WIB
Membaca Ulang Literasi Sains

Membaca Ulang Literasi Sains

Selasa, 11/11/2025 | 18:27 WIB
Bahaya Perpanjangan Masa Jabatan Hakim

Bahaya Perpanjangan Masa Jabatan Hakim

Senin, 10/11/2025 | 07:21 WIB
Puasa Ramadan bagi Pasien Penyakit Ginjal Kronis, Bolehkah?

Puasa Ramadan bagi Pasien Penyakit Ginjal Kronis, Bolehkah?

Jumat, 07/11/2025 | 19:48 WIB
Ketika Caruik Jadi Konten, Krisis Adab dan Tantangan Pendidikan Islam di Ranah Minang

Ketika Caruik Jadi Konten, Krisis Adab dan Tantangan Pendidikan Islam di Ranah Minang

Jumat, 07/11/2025 | 14:39 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

Rintihan Petani Gambir yang Tak Terdengar 
OPINI

Rintihan Petani Gambir yang Tak Terdengar 

Kamis, 13/11/2025 | 09:07 WIB

SelengkapnyaDetails
Menyalakan Api Inovasi di Nagari, Digitalisasi sebagai Jalan Kemandirian Desa

Menyalakan Api Inovasi di Nagari, Digitalisasi sebagai Jalan Kemandirian Desa

Rabu, 12/11/2025 | 09:49 WIB
Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan Diri Sendiri

Selasa, 11/11/2025 | 22:07 WIB
Membaca Ulang Literasi Sains

Membaca Ulang Literasi Sains

Selasa, 11/11/2025 | 18:27 WIB
Bahaya Perpanjangan Masa Jabatan Hakim

Bahaya Perpanjangan Masa Jabatan Hakim

Senin, 10/11/2025 | 07:21 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Wali Nagari Cup Sumbar–Riau 2025 Siap Digelar di Batuhampar, Ajang Sportivitas dan Persaudaraan Tanpa Narkoba

    Wali Nagari Cup Sumbar–Riau 2025 Siap Digelar di Batuhampar, Ajang Sportivitas dan Persaudaraan Tanpa Narkoba

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mustafa Dilantik Menag Jadi Kakanwil Kemenag Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Modus Pinjam Motor untuk Beli Rokok, Pemuda Asal Riau Diciduk Polisi di Pessel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Supri Ardi, ASN Disabilitas Kabupaten Solok: “Menggenggam Dunia Lewat Literasi Digital di Era 5.0”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Keluhkan Tanah Dicaplok, Kinerja BPN Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  [email protected]

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • Meski Sumatera Barat (Sumbar) selama ini dikenal sebagai penghasil gambir terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, namun tata kelola niaganya hingga kini masih jauh dari ideal. Petani di hulu belum merasakan nilai tambah yang adil, sementara pasar hilir masih dikuasai pembeli besar dan pelaku industri luar daerah.Selengkapnya di koran Haluan hari ini.
  • Kemacetan dilaporkan terjadi di kawasan Alang Laweh pada Selasa (11/11). Hal ini disebabkan oleh parkir liar yang memakan badan jalan, sehingga arus lalu lintas tersendat dan kendaraan menumpuk di sepanjang jalur tersebut.🎥 : Putte

Follow Us

  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.