Upaya pemerintah Kota Padang dalam pengelolaan sampah perlu mendapat perhatian serius. Anggaran untuk pengelolaan sampah perlu ditingkatkan khususnya dalam pengadaan truk-truk pengangkut sampah.
Oleh: PROF. DR. IR. JUNAIDI, M.SI
Pemerintah Kota Padang perlu mengkaji berapa kebutuhan truk sampah di masing-masing kecamatan dan kelurahan, sehingga masyarakat membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Jika tidak masyarakat membuang sampah di sembarang tempat karena tidak adanya tersedia truk bak sambah di lokasi yang telah di tetapkan.
Komplain datang dari masyarakat ke DLH bahwa bak sampah harus dipindahkan ke tempat lain agar dengan mudah membuang sampah. Komplain demi komplain selalu membuat DLH pusing karena kebutuhan truk bak sampah tidak mencukupi adanya.
Oleh karena itu, masalah sampah tidak dapat diselesaikan sampai kapan pun. Yang lebih menyedihkan jika sampah-sampah tersebut masuk ke laut. Maka laut dipenuhi oleh sampah-sampah dengan beraneka macam bentuk sampah, mulai dari sampah plastik, kayu, baju, tilam, bantal dan lain-lainnya.
Sampah plastik yang masuk ke laut membahayakan kehidupan organisme yang hidup di dasar dan di permukaan. Apalagi jika sampah plastik menempel di trumbu karang, maka trumbu karang akan mati karena terhalang oleh sinar mata hari. Dampak sampah ini akan menganggu perkembangan kehidupan ikan, udang, kepiting dll. Hal ini terlihat dari hasil tangkapan nelayan di kawasan pantai, udang sudah jarang tertangkap sekalipun tertangkap ukuran kecil-kecil, ikan ikan peperek, dan kepiting yang tertangkap juga sama berukuran kecil, seperti terlihat pada gambar di bawah:
Hal ini merupakan kenyataan jika kita melihat di kawasan pesisir Kota Padang yang dilakukan oleh nelayan pukat pantai. Untuk menangkap satu baskom ikan perlu dilakukan 2- 3 kali penangkapan. Ternyata yang tertangkap yang paling banyak adalah sampah-sampah yang di buang masyarakat ke laut, mulai dari bungkus2 pencuci pirang kantong kresek, sampah pipet atau sedotan dll.
Oleh sebab itu sampah-sampah ini dapat menyebabkan kesengsaraan masyrakat nelayan. Semakin hari kehidupan mereka semakin sulit, sementara harga ikan terus menaik, juga mengancam masyarakat dengan berkurangnya produksi ikan dari para nelayan, maka masyarakat akan kekurangan protein yang berasal dari ikan.
Program pemerintah dalam upaya peningkatan konsumsi ikan masyarakat juga terkendala akibat memburuknya kondisi laut kita. Oleh karena itu kita berharap masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga laut dari sampah, memelihara hutan mangrove, dan padang lamun, dalam upaya menyelamatkan keberlanjutan kehidupan ikan di lautan. Jika sampah terus bertambah memasuki laut maka tidak jarang ikan yang kita konsumsi sudah tercemar dengan mikro plastik.
Mari kita bergerak bersama masyarakat dan para pejabat turun kelapangan mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran melalui masjid dalam pengelolaan sampah. Jika setiap KK membayar Rp10.000/KK, maka sampah akan terorganisir ke tempat-tempat sampah yang telah disediakan dan diangkut secara berkala pagi dan sore hari.
Oleh karena itu kita tumbuhkan kesadaran itu jadi pejabat turun ke lapangan. Zaman kini tidak bisa lagi pejabat duduk manis dikantor harus banyak turun kelapangan, sehingga kelihatan oleh masyarakat pejabat mau berpartisipasi turun kevlapangan untuk mengelola sampah tidak perlu bantuan yang besar-besar. Sediakan becak sampah di setiap masjid dan pemungut sampah dibayar dengan iuran warga. Insya Allah masalah sampah dapat diatasi dengan kesadaran masyarakat yang tinggi dengan melihat para pejabat turun ke bawah bersama masyarakat baik Kota, Kecamatan, Lurah, RW, dan RT saling bahu membahu dalam mengelola sampah. Semoga terwujud Kota Padang bebas dari sampah…..Aamiin. (Penulis Dosen FPIK Universitas Bung Hatta dan Anggota Forum DAS Kota Padang)