Prof. Azyumardi Azra dan Buku Sejarah Thawalib

OLEH: IRWAN NATSIR (SEKRETARIS YAYASAN THAWALIB PADANG PANJANG)

Oleh:Irwan Natsir (Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Padang Panjang)

HARIANHALUAN.id – Setelah selesai penulisan buku Sejarah Perguruan Thawalib yang ditulis oleh sejumlah alumni Thawalib pada awal Mei 2021, maka orang pertama yang dihubungi untuk menjadi pembicara peluncuran buku tersebut adalah Prof. Dr. Azyumardi Azra, M. Phil, MA, CBE.

Alasan mendasar kenapa beliau yang diminta menjadi salah satu pembicara, karena beliau telah banyak menulis tentang sejarah Pendidikan Islam di Minangkabau dan juga tentang sejarah Ulama.

Alasan berikutnya karena salah satu referensi dalam penulisan buku Sejarah Perguruan Thawalib mengutip tulisan beliau di berbagai buku yang sudah diterbitkan. Maka dihubungi lah beliau dengan mengirimkan pesan melalui Whatsapp.

Hanya selang beberapa jam, Prof Azyumardi langsung membalas pesan yang dikirim ke nomor telepon selular nya. “Saya ada waktu. Tapi belum bisa ikut acara secara luring. Bisa daring lewat zoom. Salam sehat. Azra”.

Mendapat jawaban beliau, maka kami merasa senang dan bahagia. Karena seorang cendekiawan muslim Indonesia tersebut bersedia menjadi salah seorang pembicara dalam peluncuran buku Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang pada 31 Mei 2021.

Buku Sejarah Thawalib

Sebagai pihak yang menyusun penulisan Sejarah Perguruan Thawalib, kesediaan Prof Azyumardi sebagai nara sumber untuk membedah buku tersebut agak deg degan.
Sebab dari pembicaraan dari berbagai rekan bahwa Prof Azyumardi kalau membedah buku di kenal kritis.

Beliau tidak segan segan menyampaikan kritik. Dan juga melakukan koreksi bila ditemukan sesuatu yang kurang tepat atau keliru dalam penulisan.

Maka yang terbayang adalah seperti apakah nanti ulasan dari Prof Azyumardi atas buku Sejarah Perguruan Thawalib. Terutama tulisan tulisan yang mengambil referensi dari tulisan beliau sendiri dari berbagai buku karya beliau.

Maka menjelang acara peluncuran buku, dikirimkan buku Sejarah Perguruan Thawalib kepada Prof Azyumardi. Tujuan buku tersebut dikirimkan agar beliau sebelum menyampaikan ulasan pada saat peluncuran buku sudah membaca isi buku tersebut.

Ketika buku Sejarah Perguruan Thawalib sudah diterima, Prof Azyumardi mengirimkan pesan melalui whatsapp. “Terima kasih buku Sejarah Thawalib sudah saya terima. Salam sehat selalu. Azra”.

Membaca pesan yang beliau sampaikan, maka pikiran yang muncul, kira-kira seperti apa ulasan beliau atas buku Sejarah Thawalib yang berisikan tulisan sejarah berdirinya Thawalib Padang Panjang dari tahun 1895 sampai saat ini dengan tokoh tokoh pendirinya seperti Syekh Abdullah Ahmad, Syekh Daud Rasjidi, Syekh Abdul Karim Amrullah, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Buya Datuk Palimo Kayo, Buya Zainal Abidin Ahmad sampai Buya Mawardi Muhammad.

Pikiran yang melintas jika dalam ulasan beliau terhadap sejarah Perguruan Thawalib dikiritisi atau ditemukan beliau penulisan sejarahnya tidak pas, tentu ini sebuah tantangan yang cukup berat. Sebab acara peluncuran buku dilakukan dalam acara resmi yang dihadiri berbagai kalangan baik secara daring maupun luring.

Dua hari menjelang acara peluncuran yakni 29 Mei 2021, Prof Azyumardi kirim pesan melalui whatsapp. “Bisakah saya dapat data demografi/monografi Perguruan Thawalib beberapa tahun terakhir”.

Setelah membaca pesan dari Prof Azyumardi tersebut muncul lagi pikiran lain dengan pertanyaan : dengan data demografi/monografi tersebut kira-kira apa yang hendak Prof Azyumardi sampaikan sebagai pembicara dalam acara peluncuran buku.

Maka atas permintaan tersebut, kami kirimkan data demografi/monografi tersebut kepada Prof Azyumardi.

Pada saat acara diskusi peluncuran buku dengan menghadirkan nara sumber selain Prof Azyumardi Azra juga Prof. Dr. Fasli Jalal (mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional) dan Hasril Chaniago (wartawan Senior), ulasan dari Prof Azyumardi sangat ditunggu.

Ternyata dalam ulasan beliau tentang buku Sejarah Perguruan Thawalib tidak panjang. Beliau memberikan apresiasi atas diterbitkannya buku Sejarah Perguruan Thawalib dan buku tersebut dinilainya layak dibaca.

Kemudian Prof Azyumardi lebih banyak menyampaikan gagasan dan pemikiran tentang tantangan pendidikan Islam dewasa ini, yang harus disikapi oleh Perguruan Thawalib.

Beliau juga memberikan gambaran tentang langkah langkah seperti apa yang harus dilakukan Perguruan Thawalib agar bisa tetap eksis dan berkemajuan.

Setelah mendengar ulasan Prof Azyumardi tersebut, maka perasaan lega atas penulisan buku Sejarah Perguruan Thawalib. Karena sebagai pakar pendidikan Islam di Indonesia yang sudah menulis banyak tentang sejarah pendidikan Islam dan juga tentang Ulama di Indonesia, penulisan buku Sejarah Perguruan Thawalib bagi Prof Azyumardi sudah dinilai layak dan memberikan apresiasi.

Usai acara peluncuran buku, Prof Azyumardi mengirimkan pesan melalui whatsapp “Selamat acaranya sukses dan semoga Perguruan Thawalib terus semakin maju. Salam sehat selalu”.

Meski selama proses mengundang beliau menjadi pembicara melalui telepon selular karena pada waktu itu masih suasana Covid 19 sampai pelaksanaan acara, kehadiran beliau sebagai nara sumber sangat bermakna. Saran dan pendapat beliau tentang Perguruan Thawalib sangat berharga.

Dengan wafatnya Prof. Azyumardi pada Ahad 18 September 2022, kita kehilangan tokoh Cendekiawan Muslim yang reputasi dan kiprahnya selama ini sangat dirasakan.
Semoga Allah membalas amal kebajikan almarhum Prof Azyumardi dengan ditempatkan pada tempat terbaik kelak. (*)

Exit mobile version