Setelah mendengarkan paparan tentang Perguruan Thawalib, Yendra Fahmi bersama isteri diajak melihat kondisi lingkungan asrama dan sekolah. Melihat langsung bagaimana bangunan baru gedung asrama yang tengah dikerjakan, bangunan baru gedung sekolah dan bangunan masjid, asrama dan lainnya.
Apa tanggapan Yendra Fahmi atas kunjungan tersebut ? Menurut beliau, kunjungan ke Thawalib tidak ada persiapan khusus dan tidak ada agenda yang direncanakan. Kunjungan tersebut karena diajak oleh Prof. Fasli Jalal. “Saya ke Thawalib tanpa ada agenda. Hanya mengikuti permintaan Pak Fasli untuk melihat langsung. Mungkin ini sudah kehendak Allah untuk datang ke Thawalib,”ujarnya.
Pengakuan Yendra Fahmi pengusaha asal Sulik Air ini, nama Thawalib Padang Panjang sudah tidak asing baginya. Sebab sejak kecil sudah mendengarkannya. Bahkan, kakak nya Yan Hiksas dulu sekolah di Thawalib. “Ibu saya sering datang ke Thawalib waktu kakak saya bersekolah di sini,” ucapnya.
Perguruan Bersejarah
Setelah mencermati dari kedatangan Yendra Fahmi ke Thawalib dan ke sekolah lain seperti Diniyah Putri, Adabiah Padang dan INS Kayu Tanam yang dibawa oleh Prof Fasli Jalal, sebenarnya adalah keberlanjutan dari hasil diskusi yag dilaksanakan pada 13 Maret 2021 secara webinar oleh Minang Diaspora Network (MDN-Grup) dengan moderator diskusi Prof Fasli Jalal.
Diskusi dengan menghadirkan perwakilan Perguruan Thawalib Padang Panjang, Perguruan Diniyah Putri, Perguruan Adabiah, Perguruan Tarbiyah Candung, Sumatera Thawalib Parabek, Perguruan Darul Funun dan INS Kayu Tanam, membahas tentang kondisi serta berbagai persoalan yang dialami perguruan bersejarah di Sumbar tersebut.
Dalam diskusi pada masa pandemic covid 19 itu, pesan yang disampaikan adalah keinginan kuat agar perguruan perguruan bersejarah di Sumbar tersebut tetap eksis.