Spirit tersebut bukan sebatas didiskusikan, tapi juga ingin melihat secara langsung bagaimana keadaan dan perkembangan dari perguruan perguruan tersebut. Itulah jawaban atas kedatangan Bapak Yendra Fahmi ke Sumbar tanggal 22-23 Mei lalu.
Bisa difahami langkah yang dilakukan Prof Fasli Jalal sebagai tokoh Minang dan menjadi Wakil Menteri Pendidikan 2010-2011, mengajak Bapak Yendra Fahmi untuk melihat langsung perguruan perguruan tersebut.
Pilihan mengajak Yendra Fahmi tentu dapat dimengerti. Sebab sebagai pengusaha nasional, beliau punya perhatian besar terhadap dunia pendidikan Islam di Indonesia. Berbagai masjid dan rumah sakit dan lainnya, beliau dirikan dan bangunan dengan nilai puluhan miliar.
Pesan agar perguruan perguruan bersejarah di Sumbar tetap eksis dan terus berkemajuan, tentu akan lebih sempurna manakala semua pihak punya kepedulian dan perhatian yang sama. Apakah Gubernur, Bupati/Walikota, para pengusaha, akademisi dan lainnya.
Sebab, manakala perguruan perguruan bersejarah itu eksis dan berkemajuan dengan memberikan kontribusi sebagamana pada zaman zaman dulu, maka hal ini akan menjadi jawaban atas apa yang pernah disampaikan Bapak Jusuf Kalla Wakil Presiden 2004-2009 dan 2014-2019 ketika berpidato dalam acara 77 tahun Provinsi Sumatera Barat 1 Oktober 2022 lalu.
Menurut Jusuf Kalla, agar ada upaya memajukan kembali tingatkan pengetahuan keagamaan dan mampu kembalikan marwah orang Minangkabau dalam urusan agama Islam. Ada suatu degradasi dari sisi pendidikan keagamaan yang perlu diperbaiki. Dan ini harus menjadi perhatian.