Pentingnya Peranan Orangtua, Dalam Pecegahan Karies Pada Balita

Oleh : drg Vivi Sari., M.Si

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum seseorang. Jadi sangat penting sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, guna mencegah permasalahan kesehatan yang akan mempengaruhi kualitas hidup.

Permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies. Karies yang lebih popular di masyarakat sebagai gigi berlubang, merupakan suatu penyakit pada gigi yang disebabkan oleh proses destruktif yang melibatkan kerusakan pada lapisan keras gigi.

Faktor resiko berkembangnya karies melibatkan oral hygiene yang buruk, konsumsi gula yang berlebihan, kurangnya fluoridasi, ketidakseimbangan produksi saliva dan kurangnya kesadaran untuk melakukan perawatan gigi.

Penyakit ini dapat terjadi pada seluruh lapisan umur baik anak-anak dan dewasa, merupakan permasalahan umum di seluruh dunia.

Proses berkembangnya karies dimulai dengan pembentukan plak gigi, lapisan tipis bakteri dan sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi.

Jika plak tidak dibersihkan secara teratur, bakteri akan mengubah gula dari makanan menjadi asam yang dapat melemahkan enamel.

Seiring waktu, proses ini dapat dapat mengakibatkan pembentukan lubang atau kerusakan pada gigi, yang jika tidak diatasi dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih serius.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2022, karies anak di seluruh dunia mencapai 514 juta.

Berdasarkan Global Oral Health Status Report (2022) prevalensi karies gigi anak tertinggi di wilayah Pasifik Barat, Mediterania Barat dan Asia Tenggara dengan persentase 46,20 persen, 45, 10 persen dan 42,77 persen (World Health Organization, 2022).

Persentase karies anak di Indonesia mencapai 92,6 persen (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi karies yang tertinggi di Indonesia adalah di Sulawesi Tengah, degan persentase karies anak 5-9 tahun 69,58 persen dan usia 10-14 tahun sebanyak 58,9 persen (Kemenkes RI, 2018).

Prevalensi karies pada anak di Sumatera Barat prevalensinya cukup tinggi usia 5-9 tahun sebesar 50,19 persen dan usia 10-14 tahun sebanyak 41,74 persen (Kemenkes RI, 2018).

Melihat permasalahan karies pada anak yang cukup tinggi, perlu upaya menciptakan kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini.

Kegiatan ini melalui edukasi yang terintegrasi dengan komunitas, orang tua merupakan kunci utama yang dapat diberdayakan untuk memahami pentingnya menjaga kebersihan gigi anak mereka.

Pengetahuan orang tua yang rendah terhadap kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.

Pengetahuan yang tepat mempengaruhi perilaku kesehatan dalam meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.

Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya.

Perilaku kesehatan terutama pada anak-anak sangat dipengaruhi terhadap motivasi dan dukungan dari kedua orang tua dan lingkungan.

Perilaku menggosok ggi pada anak-anak harus menjadi suatu kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya paksaan. Jadi sangat penting sekali peranan orang tua untuk mencegah terjadinya karies pada anak-anak.

Pencegahan karies pada anak-anak untuk memastikan pertumbuhan gigi yang sehat dan mencegah masalah kesehatan gigi di masa depan. Sejak dini, perawatan gigi anak yang perlu ditekankan untuk membentuk kebiasaan yang baik sepanjang hidup.

Disinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk pencegahan karies pada balita. Beberapa langka dalam pencegahan karies pada anak balita ;

1. Kebiasaan Pembersihan Gigi Yang Baik

Orang tua perlu membiasakan anak balita untuk membersihkan gigi setidaknya dua kali sehari, menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi khusus anak-anak yang mengandung fluoride dalam jumlah sesuai dengan rekomendasi dokter gigi.

Pembersihan gigi sebaiknya dilakukan dengan gerakan melingkar lembut, dan dapat dibantu dengan orang tua.

2. Mengontrol Konsumsi Gula

Gula merupakan faktor utama pencetus utama karies. Batasi konsumsi makanan/minuman yang mengandung gula pada anak dapat membantu mencegah pembentukan plak yang mengakibatkan kerusakan gigi.

3. Menghindari Pemakaian Botol Susu saat Tidur

Pemberian botol susu atau minuman manis pada malam hari dapat meningkatan resiko karies pada balita.

Gula dalam cairan tersebut akan bersentuhan langsung dengan gigi selama tidur, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri penyebab karies. Sebaiknya berikan air jika anak merasa haus sebelum tidur.

4. Kunjungan Rutin ke Dokter Gigi

Penting untuk melakukan pengecekan gigi anak secara teratur ke dokter gigi. Sebaiknya sebelum gigi pertama tumbuh atau setidaknya pada usia satu tahun.

Dokter gigi akan memberikan saran tentang perawatan gigi yang baik, memberikan fluoride topical untuk memperkuat enamel gigi, dan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi potensi masalah gigi secara dini.

5. Penggunaan Fluoride

Fluoride memiliki peran penting dalam mencegah karies. Dokter gigi dapat memberikan saran tentang penggunaan fluoride, baik melalui pasta gigi, obat kumur,atau aplikasi fluoride topical.

Namun, dosis fluoride harus sesuai dengan rekomendasi dokter gigi untuk menghidari risiko fluorosis, suatu kondisi yang dapat terjadi jika fluoride dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

6. Pendidikan kesehatan Gigi

Orang tua dapat memberikan pendidikan kesehatan gigi kepada anak balita dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya perawatan gigi, mengajarkan cara menyikat gigi yang benar, dan menjelaskan dampak negative konsumsi gula berlebihan pada kesehatan gigi.

Penting untuk diingat bahwa pencegahan karies pada anak balita melibatkan peran aktif orang tua dalam menciptakan kebiasaan hidup sehat.

Dengan mempraktikkan langkah-langkah ini sejak dini, dapat memastikan anak memiliki gigi yang kuat dan sehat selama pertumbuhannya.

Dan orang tua akan mendukung pemerintah dalam mewujudkan zero karies tahun 2030. Gigi anak sehat, masa depan cerah. (*)

Exit mobile version