Dhani-Suryadi sudah tegak tali. Namun bersamaan dengan keluarnya putusan MK No.60/PUU-XXII/2024 tentang ambang batas pencalonan pilkada tahun 2024, harapan Nofi-Leo kembali muncul.
Puncaknya, saat PBB dan PPP akhirnya “memilih” menyerahkan dukungannya kepada paslon Nofi Candra – Leo Murphy. Sehingga wacana Pilkada melawan kotak kosong pada pilkada 2024 di Kota Solok pun menjadi buyar.
Kehadiran paslon Nofi-Leo sebagai penantang petahana dianggap sebagai pejuang yang telah mengembalikan marwah demokrasi. Nadi demokrasi di kota kecil itupun kembali berdenyut kencang. Hingar bingar pilkada kembali terdengar dinamis. Dinamika politik memang cukup tinggi.
Kondisi ini nyaris membuat sang penantang NC-LM putus asa. Pasalnya mandat dua parpol terakhir (PPP dan PBB) sebetulnya selangkah lagi sudah ditangan sang petahana. Namun Tuhan belum mentakdirkan Kota Solok membuat sejarah melawan kotak kosong.
Ironis memang, Nofi yang sebelumnya tercatat sebagai kader Gerindra dan pada Pemilu Legislatif kemaren, maju sebagai calon legislatif DPR RI dari Gerindra untuk dapil Sumbar I, harus pasrah ketika surat rekomendasi dari partai besutan Prabowo Subianto itu lepas ke tangan non kader.
Tapi itulah politik, semua bisa berubah. Dinamikanya susah ditebak. Tak salah kalau orang berkata, dalam dunia politik tak ada yang abadi, selain kepentingan. Pun demikian halnya dengan Parpol. Hari ini mereka lebih cenderung berpikir pragmatis ketimbang realistis.
Terlepas dari itu semua, Pilkada Kota Solok 2024 ini tetap akan menarik untuk disimak. Hampir dipastikan, “head to head” antara Dhani-Suryadi dengan Nofi-Leo tak akan terelakkan.