Pemerintah Jepang berupaya keras untuk mengatasi deflasi dengan menerapkan kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif, namun dampaknya baru terasa beberapa tahun kemudian.
Indonesia juga pernah mengalami deflasi pada tahun 1998-1999, selama krisis moneter Asia. Deflasi terjadi akibat penurunan permintaan yang tajam, terutama disebabkan oleh krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia saat itu.
Penurunan permintaan menyebabkan penurunan harga barang dan jasa, mengakibatkan penurunan profitabilitas perusahaan dan pengangguran.
Meskipun deflasi di Indonesia tidak separah “Lost Decade” di Jepang, dampaknya tetap terasa bagi perekonomian Indonesia.
Deflasi menyebabkan penurunan investasi, penurunan produksi, dan pengangguran. Deflasi, meskipun terdengar positif karena memberikan keuntungan bagi konsumen, menyimpan ancaman serius bagi perekonomian.
Berikut beberapa dampak negatif deflasi yang perlu diwaspadai:
Pertama, Penurunan Permintaan Agregat: Deflasi mendorong konsumen untuk menunda pembelian dengan harapan harga akan turun lebih rendah di masa depan. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan agregat, yang berujung pada penurunan produksi dan penjualan.