Kedua, Penurunan Investasi: Deflasi membuat perusahaan enggan untuk berinvestasi karena mereka khawatir dengan penurunan keuntungan dan permintaan di masa depan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Ketiga, Meningkatnya Utang: Deflasi membuat nilai utang semakin berat karena nilai uang meningkat. Perusahaan dan individu yang memiliki utang akan kesulitan untuk melunasi utang mereka yang dapat berujung pada kebangkrutan.
Keempat, Spiral Deflasi: Deflasi dapat memicu spiral deflasi, yaitu siklus penurunan harga yang terus-menerus dan semakin dalam. Hal ini terjadi karena penurunan harga memicu penurunan permintaan yang kemudian menyebabkan penurunan harga lebih lanjut dan seterusnya.
Deflasi di Indonesia tahun 2024 merupakan fenomena kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Pertama, Penurunan Harga Komoditas Global: Harga komoditas global seperti minyak mentah dan batu bara mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menyebabkan penurunan harga bahan baku di Indonesia yang berujung pada penurunan harga barang dan jasa.
Kedua, Perlambatan Ekonomi Global: Perlambatan ekonomi global, terutama di negara-negara mitra dagang Indonesia, menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk Indonesia. Hal ini menyebabkan penurunan harga dan produksi di Indonesia.
Ketiga, Kebijakan Moneter yang Ketat: Bank Indonesia (BI) telah menerapkan kebijakan moneter yang ketat dalam beberapa bulan terakhir untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan ini dapat berdampak pada penurunan permintaan dan harga di Indonesia.