HARIANHALUAN.id – Saat ini industri pasar mobil bekas merupakan salah satu sektor yang terus bangkit sejak pandemi COVID-19 melanda. Pelonggaran serta mulai kembalinya aktivitas seperti perkantoran, pariwisata dan lain-lain secara langsung meningkatkan kebutuhan akan mobilisasi masyarakat.
Kendaraan bekas, menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat saat ingin mencari kendaraan pribadi untuk menunjang mobilitas.
Harganya yang lebih terjangkau dari mobil bekas dibandingkan kendaraan baru tentunya menjadi faktor utama, ditambah bahwa mobil bekas tidak berarti kondisinya jelek karena tergantung dengan riwayat perawatan oleh pemilik sebelumnya.
Salah satu hal yang menentukan harga jual dari sebuah mobil bekas adalah jarak tempuh. Semakin sedikit jarak tempuhnya, bisa semakin mahal harganya. Sebaliknya, apabila jarak tempuhnya tinggi maka kemungkinan besar harganya juga lebih tinggi.
Lifepal.co.id, insurance marketplace terdepan di tanah air, membagikan 4 dampak yang perlu diperhatikan dari mobil bekas dengan kilometer tinggi. Berikut simak penjelasan lebih detail dari Benny Fajarai, Co-Founder dari Lifepal.co.id.
- Turun mesin.
Salah satu resiko pertama dari mobil dengan kilometer tinggi adalah kerusakan turun mesin atau overhaul. Perbaikan mobil ini sangat dihindari pemilik mobil. Diambil dari berbaai sumber, biasanya kerusakan turun mesin dapat terjadi pada interval 150.000 kilometer.