Ana menyebut, pondok-pondok penjual itu akan ramai ketika pengunjung juga sudah ramai berdatangan. Mereka biasanya akan memesan makanan hangat seperti mie instan untuk melepas rasa dingin usai berenang di sungai. “Ramainya itu di waktu sore. Sungai yang cukup luas ini biasanya akan padat oleh orang-orang yang mandi-mandi,” kata Ana kepada Haluan.
Selain berjualan makanan, pedagang sekitar juga menawarkan jasa sewa ban mandi. Menurut Ana, usaha tersebut cukup menjanjikan karena selalu ada pengunjung yang datang mandi dengan menyewa ban mandi.
Saat melihat ke sungai Lubuk Jambu yang masih sepi, kita dapat melihat kumpulan ikan air tawar yang berenang sambil berusaha melawan arus. Pemandangan tersebut tampak menakjubkan, ditambah dengan bebatuan dasar sungai yang dapat dilihat dengan sangat jelas.
Tidak jauh dari lokasi pemandian, tepat di atas sungai tersebut melintas sebuah jembatan gantung. Jembatan itu menghubungkan dua dataran yang masih masuk dalam kenagarian yang sama. “Kalau berada di atas jembatan itu, kita dapat melihat kawasan pemandian Lubuk Jambu keseluruhan,” kata Ana.
Sampai saat ini, pemandian Lubuk Jambu masih sangat terjaga kealamiannya. Ini yang menjadi daya tarik, terutama bagi masyarakat kota yang mulai jarang menemukan sungai jernih yang bisa dipakai sebagai tempat mandi-mandi. (*)