AGAM HARIANHALIAN.ID — Di tengah kekayaan alam Kabupaten Agam yang memukau, hadir satu lagi destinasi baru yang menyuguhkan keindahan alam dalam balutan udara segar dan ketenangan, Bumi Perkemahan Tanah Sirah.
Terletak di ketinggian 1.815 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Puncak Pintu Angin, Nagari Sungai Landia, Kecamatan IV Koto. Lokasi ini menawarkan pesona alam yang tiada tara, mengajak pengunjung untuk sejenak melupakan hiruk-pikuk kota. Bagaimana pesonanya?
Dari puncak perbukitan yang menantang, mata akan dimanjakan dengan panorama yang tak hanya mempesona, tetapi juga menenangkan. Hamparan bukit barisan, lembah perbukitan yang hijau dan sawah yang terbentang luas berpadu dengan hutan pinus menambah kenyamanan.
Di kejauhan, Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Pasaman dan Talamau tampak kokoh menjulang, seperti penunggu yang setia menjaga tanah ini. Pada sore hari, langit senja menghidangkan warna emas yang menggetarkan, sementara kabut yang tebal kadang menggantung di sekeliling bukit, memberikan sensasi seolah berada di negeri atas awan.
Demikian gambaran ketika menyambangi Camping ground Tanah Sirah. Destinasi ini berada di Jorong Kampung Baruah, Nagari Sungailandia, Kecamatan IV Koto. Dari ketinggian 1.815 mdpl di puncak bukit Pintu Angin, tersuguh pemandangan alam asri yang mampu bikin pengunjung terkesima.
Camping ground ini tak sulit dijangkau. Jika beranjak dari Kota Padang, pengunjung mesti menempuh jarak 99 km lewat Jl. Lintas Barat Sumatera Padang-Bukittinggi terus ke jalur Sicincin-Malalak-Balingka. Bila mengambil rute dari Kota Wisata, Bukittinggi, wisatawan butuh 20 km perjalanan melintasi jalan lintas Padanglua-Maninjau.
“Destinasi ini lahir dari keinginan masyarakat setempat akan lokasi wisata yang tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga menjadi sarana edukasi baik bagi pengunjung maupun warga lokal,” ujar Syukra Maulana, pengelola sekaligus salah seorang promotor lahirnya camping ground Tanah Sirah, Jumat (6/12).
Keindahan Bumi Perkemahan Tanah Sirah hadir dari kerja keras para pemuda setempat yang dengan semangat membangkitkan potensi alam desa mereka. Tidak hanya sebagai tempat beristirahat, Tanah Sirah kini juga menjadi ruang edukasi bagi mereka yang ingin lebih mengenal dan mencintai alam.
“Lokasi camping ground ini kami buka secara swadaya dan mandiri. Sekali seminggu kami gotong royong, termasuk pemilik lahan. Membangun pondok bersantai, spot foto hingga ruang kemah. Alhamdulillah, keberadaannya saat ini mendapat respon positif dari masyarakat, perantau hingga pemerintah nagari. Memang, dukungan semua pihak kami harapkan dalam mengembangkan objek wisata ini,” tutur Syukra.
Dengan luas 1,5 hektar, camping ground ini memiliki berbagai pilihan lokasi berkemah yang siap menyambut para wisatawan. Dari spot untuk beristirahat sambil menikmati lanskap menakjubkan, hingga pondok-pondok yang dibangun dengan tangan sendiri, semuanya dirancang untuk menciptakan pengalaman berkemah yang nyaman.
“Jika beruntung, di waktu-waktu tertentu pengunjung akan mendapati kabut tebal bergelantungan yang membuat kita serasa berada di negeri atas awan. Kekinian, kita juga telah membangun beberapa pondok dan spot untuk menikmati lanskap keren sambil bersantai,” ucap alumnus ISI Padang Panjang itu.
Bagi pengunjung yang datang, perjalanan menuju Tanah Sirah tak akan terasa berat. Dengan jarak sekitar 99 kilometer dari Kota Padang dan 20 kilometer dari Bukittinggi, lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor.
Bahkan, pemuda setempat siap mengantarkan pengunjung ke lokasi perkemahan tanpa biaya tambahan, sebuah tanda keramahan yang selalu terjaga di sini.
Saat ini tambahnya, camping ground tersebut masih dikelola oleh dirinya bersama sejumlah pemuda yang ikut bergerak menciptakannya. Kelompok pengelola ini tengah berjuang melegalisasi tanggung jawab pengelolaan dalam sebuah wadah kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Di sisi lain, pengelola masih akan terus mengembangkan bumi perkemahan tersebut dengan menambah fasilitas lain, seperti mushalla dan MCK. Dengan begitu diharapkan pengunjung akan lebih merasa nyaman saat mereka berkemah.
“Sarana saat ini sudah ada listrik, air bersih kemudian ada portal yang mana kendaraan pengunjung akan aman. Kami terus berbenah demi kenyamanan pengunjung kami,” ucapnya.
Bagi yang ingin merasakan kedamaian alam dan menghilangkan penat, Bumi Perkemahan Tanah Sirah di Puncak Pintu Angin adalah pilihan yang sempurna. Suasana alamnya yang memikat, disertai dengan semangat gotong-royong para pengelola, membuat tempat ini semakin bernilai.
“Untung camping kami mematok harga Rp20 ribu per orang untuk satu malam. Kalau hanya sekadar nongkrong dan ngopi di lokasi ini tidak perlu bayar, silakan manfaatkan lokasi ini kami akan melayani dengan senang hati,” ucapnya lagi.
Ditambahkan, Bumi Perkemahan Tanah Sirah bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga sebuah cerita tentang bagaimana alam, masyarakat, dan semangat kebersamaan bisa menciptakan sesuatu yang indah.
“Sejak lokasi ini berdiri tiga tahun lalu, banyak dampak positifnya. Mulai dari menggeliatnya perekonomian warga hingga kembali ramainya aktivitas pertanian di sekitar lokasi. Kedepan kami akan merencanakan penanaman bibit buah dan glumping semoga lokasi ini makin menawan dan mempesona,” tutupnya. (*)