PADANG, HARIANHALUAN.ID – Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumatera Barat (Sumbar) Sari Lenggogeni optimistis gelaran Road to World Islamic Entrepreneur Summit (WIES) 2025 akan kembali membuka peluang ekonomi dan wisata halal Sumbar mendunia. Menurutnya, Sumbar siap meningkatkan minat kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Sari lenggogeni mengatakan, saat ini Sumbar menyambut positif pembukaan penerbangan internasional dari Singapura menuju Padang yang mulai beroperasi pada 6 Januari 2025 mendatang. Hal ini dimanfaatkan agar rencana aksi penguatan pasar supaya kedua belah pihak ada keterisian dari pasar Singapura.
“Dengan rute penerbangan ini dapat membuka peluang besar bagi ekonomi dan sektor pariwisata Sumbar. Beberapa pengembangan pasar, nanti dihadiri Pemprov, BPPD, untuk melihat pasar apa saja yang akan dituju,” ujarnya kepada Haluan, Jumat (3/1).
Terkait WIES 2025, kata Sari Lenggogeni, disamping adanya pasar-pasar wisatawan mancanegara yang baru yang diharapkan banyak yang masuk ke Sumbar. Ia juga berharap dari negara tetangga Malaysia, beberapa pasar seperti pasar surfing, pasar mice, dan pasar laser.
“Saya sudah berbicara langsung dengan kepala Badan Promosi Singapura dan berdiskusi, dan ke depan mudah-mudahan promosi ke Singapura lebih di tingkatkan lagi,” katanya.
Menurutnya, Singapura termasuk yang terbaik, bagaimana mencari pasar melayu dan juga wisatawan yang berkunjung ke Singapura untuk bisa meneruskan ke Sumbar. Namun tentu sebelum itu dimulai, Sumbar harus melakukan destinasi agar orang yang datang tidak kapok.
“Artinya standarisasi destinasi tentu harus diperkuat. Regulasi itu memang harus ada standarisasi, regulasi tanpa eksekusi percuma. Jangan hanya ada di atas kertas saja selama ini,” katanya.
Lebih jauh Sari Lenggogeni mengatakan, bahwa harus ada pemantauan langsung ke destinasi itu harus dilakukan. Seperti misalnya paylater wisata, paylater destinasi yang punya eksperien yang bisa sesuai dengan budaya baik di Gen Z, millenial maupun generasi X.
Gen Z biasanya lebih suka main speedboat, ke pantai yang menjadi favorit. Tentu kebersihan ini diharapkan calon kepala daerah yang terpilih untuk fokus untuk kebersihan dan ketertiban di destinasi wisata. Sumbar sudah bagus di mata nasional, untuk itu sekarang fokus standarisasi, yang kebersihan semua lintas OPD bergerak dan diarahkan.
“Jangan ada sampah yang menjadi isu utama kita, kebersihan standarisasi higienitas, jadi jangan hanya ada di atas kertas saja. Peraturan kebijakan, eksekusinya lagi, karena bertahun-tahun rasanya regulasi ini dibuat beberapa kali, tetapi tidak ada yang bergerak. Jadi pemantauan harus sering-sering dilakukan oleh dinas terkait,” ujarnya.
Sari Lenggogeni menambahkan, tiga negara Singapura, Malaysia, dan Australia difokuskan. Pasalnya, pasar promosi sudah clear, akses sudah ada, serta konektivitas juga sudah ada. Sekarang disamping destinasi alam yang kuat, budaya juga kuat.
“Budaya ini hanya ada di destinasi, tetapi memang lama membudayakan kultur di masyarakat, budaya hospitality, budaya bersih, budaya lainnya. Ini tidak hanya berada di Dinas Pariwisata saja, tapi semua lintas serta komunitas,” ujarnya.
Tidak hanya itu, budaya ramah, senyum, termasuk budaya Minangkabau yang sudah kuat dari infrastruktur bangunan, sejarah sudah kuat. Sekarang ini dikelola, kemudian iven disesuaikan jangan iven tidak ada orang, iven diadakan ketika orang banyak.
Ia menambahkan, iven untuk menunjukan bukan hanya untuk lokal tetapi juga wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Iven tidak perlu bombastis, tetapi setidaknya melekat di hati wisatawan, dan terkelola dengan baik.
“Poin ini semua tentang pengelolaan destinasi wisata, pengelolaan yang mempunyai standarisasi. Kita perlu kesiapan, sekarang yang disambut didepan mata pasar Singapura dan dieksekusi dengan cepat. Sehingga WIES yang akan digelar September 2025 penuh dengan kesiapan,” ucapnya. (*)