PADANG, HARIANHALUAN.ID – Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumatera Barat (Sumbar), Sari Lenggogeni optimistis gelaran Road to World Islamic Entrepreneur Summit (WIES) 2025 akan kembali membuka peluang ekonomi dan wisata halal Sumbar yang mendunia.
Menurutnya, Sumbar siap meningkatkan minat kunjungan wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara. Apalagi saat ini Sumbar menyambut positif pembukaan penerbangan internasional dari Singapura menuju Padang yang telah beroperasi. Hal ini tentunya harus dimanfaatkan agar rencana aksi penguatan pasar kedua belah pihak agar ada keterisian dari pasar Singapura.
“Dengan rute penerbangan ini dapat membuka peluang besar bagi ekonomi dan sektor pariwisata Sumbar. Beberapa pengembangan pasar, nanti kita akan melihat pasar apa saja yang akan dituju,” ujarnya kepada Haluan, Jumat (10/1).
Berbicara momentum WIES 2025, kata Sari Lenggogeni, di samping adanya pasar-pasar, wisatawan mancanegara yang baru diharapkan dapat banyak yang masuk ke Sumbar. Ia juga berharap dari negara tetangga Malaysia, beberapa pasar seperti pasar surfing, pasar mice, dan pasar laser.
Termasuk dengan rute penerbangan baru ini, sambungnya, menjadi corong atau potensi besar untuk meluaskan lagi pasar-pasarnya demi mengoptimalkan tujuan ekonomi dan branding wisata halalnya Indonesia.
“Saya sudah berbicara langsung dengan kepala Badan Promosi Singapura dan berdiskusi dan ke depan mudah-mudahan promosi ke Singapura lebih ditingkatkan lagi,” katanya.
Menurutnya, Singapura termasuk yang terbaik akan bagaimana mencari pasar dan juga wisatawan yang berkunjung ke Singapura selanjutnya untuk bisa meneruskan ke Sumbar. Namun dari Sumbar sendiri tentu terlebih dahulu melakukan destinasi guna kesiapan yang matang.
“Artinya standarisasi destinasi tentu harus diperkuat. Regulasi itu memang harus ada standarisasi. Regulasi tanpa eksekusi percuma. Jangan hanya ada di atas kertas saja selama ini,” katanya.
Sari Lenggogeni juga menambahkan, tiga negara dari Singapura, Malaysia, dan Australia memang menjadi fokus, karena akses dan konektivitas telah kuat. Tentunya dari Sumbar juga perlu penguatannya sebagai branding melalui daya tarik alam dan budaya. “Budaya ini hanya ada di destinasi, tetapi memang lama membudayakan kultur di masyarakat, budaya hospitality, budaya bersih, budaya lainnya. Ini tidak hanya berada di dinas pariwisata saja, tapi semua lintas serta komunitas,” ujarnya.
Begitu juga dengan budaya Minangkabau yang sudah kuat dari infrastruktur bangunan dan nilai sejarahnya yang kuat. Sari Lenggogeni menambahkan agar iven tidak menyasar lokal saja, tapi juga wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara.
“Iven tidak perlu bombastis, tetapi setidaknya melekat di hati wisatawan, dan terkelola dengan baik. Poin ini semua tentang pengelolaan destinasi wisata, pengelolaan yang mempunyai standarisasi. Kita perlu kesiapan, sekarang yang disambut di depan mata pasar Singapura dan dieksekusi dengan cepat. Sehingga WIES penuh dengan kesiapan,” ucapnya. (*)