LIPUTAN EKSKLUSIF: Pemprov Sumbar Bakal Wujudkan Keamanan dan Kenyamanan Berwisata

Pantai Air Manis

Pos pengamanan di kawasan objek wisata Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), pada Jumat (3/6) tampak kosong dan tanpa petugas. Aspek keamanan dan kenyamanan sangat sangat penting dan berpengaruh pada tingkat kunjungan wisata ke suatu daerah. IRHAM

HALUANNEWS, PADANG — Keamanan dan kenyamanan sejatinya merupakan elemen krusial dalam industri pariwisata. Kedua aspek ini secara langsung memengaruhi naik serta turunnya tingkat kunjungan wisatawan. Manakala suatu daerah atau objek wisata sudah dianggap tidak aman, maka secara otomatis wisatawan akan kehilangan minat berkunjung ke tempat tersebut.

Di Sumbar, keamanan dan kenyamanan menjadi aspek yang masih perlu dibenahi. Pasalnya, hingga kini masih kerap terjadi sejumlah insiden atau kecelakaan yang melibatkan wisatawan di lokasi wisata, khususnya objek wisata alam. Hal ini bagaimanapun akan sangat berdampak pada pengembangan pariwisata Sumatra Barat (Sumbar).

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Luhur Budianda mengakui bahwa aspek keamanan dan kenyamanan memang perlu mendapat perhatian khusus. Lebih-lebih, Sumbar telah mencanangkan iven “Visit Beautiful West Sumatra 2023” untuk mendongkrak sektor pariwisata Sumbar.

“Kami memiliki concern khusus terhadap aspek keamanan dan kenyamanan wisatawan. Untuk itu, kami telah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk membentuk tim terpadu guna mengawasi hal itu,” katanya kepada Haluan, Kamis (2/6/2022).

Tim pemantauan dan pengawasan terpadu tersebut dibentuk langsung oleh pemerintah kabupaten/kota, dan akan terdiri dari petugas dinas pariwisata setempat, Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP, aparat kepolisian, Basarnas dan instansi terkait lainnya.

“Fungsinya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan. Sehingga kedepannya, kami harapkan tidak ada lagi praktik-praktik pungli ataupun praktik-praktik lainnya yang berpotensi membuat wisatawan enggan datang lagi ke Sumbar,” ucapnya.

Selain aspek kenyamanan dan keamanan di objek destinasi wisata, faktor kelacaran akses jalan menuju destinasi wisata juga menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lewat sektor pariwisata.

Khusus untuk akses jalan, dikarenakan sebagian besar destinasi wisata Sumbar berada di jalan nasional, guna mencegah terjadinya kemacetan pada momen tertentu, seperti akhir pekan dan musim libur panjang, maka dalam pelaksanaannya, pemerintah kabupaten/kota akan berkoordinasi dengan dinas perhubungan maupun pihak kepolisian.

Budi juga mengatakan, saat ini pihaknya melalui Dinas Pariwisata yang ada di seluruh Sumbar, masih terus berupaya untuk membenahi sejumlah destinasi wisata Sumbar yang berpotensi dijadikan sebagai daerah tujuan wisata pada pelaksanaan iven Visit Beautiful West Sumatra 2023.

“Melalui rapat-rapat koordinasi bersama pemerintah kabupaten/kota, hal ini terus kami sampaikan dan kami dorong, bahwasanya seluruh kabupaten/kota harus berbenah untuk mewujudkan Visit Beautiful West Sumatra 2023,” ucapnya.

Bakal Lakukan Inspeksi Rutin

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno memastikan bahwa mulai Juni ini pihaknya akan melakukan inspeksi rutin ke daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia. Salah satu tujuannya untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pedoman-pedoman destinasi wisata berkelanjutan.

“Setiap destinasi harus memiliki sistem untuk mengidentifikasi kebutuhan pengunjung dari segi keamanan, kesehatan, dan destinasi wisata di Indonesia juga harus menginspeksi,” kata Sandi di Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Untuk lokasinya sendiri, mantan Wagub DKI Jakarta itu akan memulai pada destinasi wisata buatan dan juga destinasi alam yang harus dipastikan keamanan dan keselamatannya. Ia menyebut, dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Permenparekraf) Nomor 9 Tahun 2021 terdapat sejumlah kriteria yang mengatur secara khusus terkait dengan isu keselamatan dan keamanan bagi pengunjung dan penduduk setempat.

Pertama, tersedianya layanan keamanan dan kesehatan yang memenuhi standar kesehatan dan beroperasi aktif, serta dapat diakses dengan mudah di lokasi wisata. Hal ini dibuktikan melalui keberadaan layanan kesehatan seperti klinik, puskesmas, maupun rumah sakit yang dapat diakses oleh masyarakat maupun wisatawan.

Kedua, destinasi memiliki sistem untuk mengidentifikasi kebutuhan pengunjung terkait layanan keamanan dan kesehatan. Hal ini dapat dibuktikan melalui adanya bagian dari pengelola destinasi wisata yang bertugas memantau kebutuhan pengunjung akan layanan keamanan dan kesehatan.

Ketiga, destinasi wisata melakukan inspeksi fasilitas pariwisata secara berkala guna mengetahui kepatuhan terhadap standar kebersihan, kesehatan dan keselamatan. Hal ini dapat dibuktikan melalui pedoman cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keselamatan), environmental sustainability (pelestarian lingkungan) atau CHSE yang dikeluarkan pemerintah daerah bagi sektor pariwisata. Termasuk bukti penerapan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

“Pedoman-pedoman ini sudah kami berikan, dan mudah-mudahan seluruh pengelola sentra ekonomi kreatif dan destinasi wisata patuh terhadap peraturan yang sudah kami sampaikan. Selain itu, kita juga harus terus meningkatkan sertifikasi CHSE. Destinasi wisata harus memiliki sistem untuk mengidentifikasi kebutuhan pengunjung dari segi komponen dan kesehatan,” tuturnya. (*)

Berita ini telah terbit di Liputan Eksklusif EDISI SABTU Koran Harian Umum Haluan, 04 Juni 2022 dengan judul “Masih Perlu Dibenahi, Wujudkan Aman Berwisata di Sumbar”.

Exit mobile version