Swafoto dengan KRI Teluk Bone 511

Terparkir di tepi pantai di kawasan wisata Talao Pauh, KRI Teluk Bone berhasil menarik perhatian pengunjung.MITHA

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Kapal Perang Teluk (KRI) Teluk Bone 511 memiliki sejarah panjang sejak Perang Dunia II.

Sebelum terparkir di Pantai Pauh Pariaman, kapal raksasa ini mulanya milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama USS Iredell Country (LST-839).

Kapal ini pernah meraih penghargaan Bintang Pertempuran pada Perang Dunia II, penghargaan Bintang Kampanye, Unit Kutipan Kepresidenan, Penghargaan Satuan Angkatan Laut, serta Penghargaan Unit Berjasa Angkatan Laut pada Peranf Vietnam.

Pada tahun 1970, LST-839 diakuisisi oleh Angkatan Laut Indonesia sebagai KRI Teluk Bone 511.

Setelah lama mengabdikan diri, kapap jenis landing ship tank ini akhirnya dinonaktifkan pada tahun 2019.

Kemudian pada tahun 2023, Kementerian Pertahanan RI menghibahkan eks kapal perang itu kepada pemerintah Kota Pariaman.

Kedatangannya pun menerima perhatian dari masyarakat banyak yang berkerumun di sepanjang pantai.

Wali Kota Pariaman saat itu, Genius Umar berencana menyulap KRI Teluk Bone 511 sebagai museum bahari sekaligus pusat edukasi ke masyarakat.

Sebab, Kota Pariaman merupakan kota maritim yang juga memiliki sejarah panjang sebagai pangkalan angkatan laut.

Diketahui, tahun 1946, Kota yang terletak di pesisir pantai Sumatera Barat ini telah menjadi Markas Komando Tentara Kemanan Rakyat (TKR) Laut Sumatera Tengah atau dikenal sebagai Markas AL Pangkalan Besar Pariaman.

“Kita sudah bangun Monumen TNI AL di ujung muaro, dengan adanya KRI Teluk Bone 511 yang akan kita jadikan museum, maka semakin menguatkan Kota Pariaman sebagai kota maritim di Indonesia. Selain itu, juga dapat menjadi pusat wisata sejarah agar dilestarikan kepada generasi selanjutnya,” jelas Genius saat pertama kali Teluk Bone menepi di perairan Kota Pariaman.

Terparkir di tepi pantai di kawasan wisata Talao Pauh, KRI Teluk Bone berhasil menarik perhatian pengunjung.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman mencatat, jumlah kunjungan ke Talao Pauh selama 2024 sebanyak 11.523 jiwa dan pada momen lebaran sebanyak 7.107 jiwa.

Talao Pauh menjadi destinasi dengan peringkat jumlah kunjungan nomor empat dari 18 objek wisata yang ada di Kota Pariaman.

Pengunjung yang datang, tak jarang ikut menikmati keindahan Teluk Bone dari bawah.

Kendati belum dibuka menjadi objek wisata, bekas kapal perang dari Perang Dunia II itu masih layak menjadi daya tarik wisata di daerah tersebut.

Terlebih lagi lokasinya yang berada tepat di tepi pantai membuatnya sangat cocok untuk dijadikan latar foto atau sekedar memerhatikannya dari kejauhan sambil menikmati senja.

“Semoga KRI Teluk Bone segera difungsikan sebagai objek wisata. Sangat disayangkan, jika dibiarkan begitu saja seperti dalam satu tahun terakhir, layaknya kapal terdampar,” kata salah seorang pengunjung kepada Haluan. (*)

Exit mobile version