PADANG, HARIANHALUAN.ID — Libur Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah bakal menjadi salah satu puncak geliat pariwisata. Terlebih dalam budaya merantaunya orang Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar) umumnya, akan menjadi salah satu harapan besar bagi jalannya kepariwisataan.
Potensi besar pulang kampung atau mudik oleh orang Minang ke kampung halaman yang berpotensi akan banyak pulang kampung, tentu pariwisata harus ibarat taman bunga di pintu gerbang kampung halaman.
Tak hanya mengandalkan destinasi wisata yang telah matang pengelolaannya seperti Jam Gadang (Kota Bukittinggi), Lembah Harau (Lima Puluh Kota), Danau Diateh Danau Dibawah (Solok), Kebun Teh (Solok), dan destinasi wisata favorit lainnya. Akan tetapi, hal ini juga menjadi momentum penting bagi keberadaan desa wisata yang ada di Sumbar. Apalagi Sumbar sangat banyak mencatatkan desa wisatanya.
Sebagaimana yang disebutkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda, kepada Haluan, Jumat (14/3). Ia telah menekankan pengembangan desa wisata sangat bergantung pada kesiapan daerahnya masing-masing yang memang harus disadari dari tingkatan terbawah sekalipun.
Pokdarwis, nagari, kecamatan, hingga dukungan pemerintah daerahnya menjadi kunci penting akan optimalisasi desa wisata. Apalagi menyambut momen Lebaran ini menjadi kesiapan dan sekaligus pembuktian bagi desa wisata akan keberlanjutannya.
“Geliat perkembangan desa wisata setidaknya sangat ditentukan oleh tiga hal. Yaitu komitmen dukungan pemerintah nagari, kabupaten/kota, serta kemauan keras dari pokdarwisnya. Tanpa adanya tiga hal itu, perkembangan desa wisata yang sangat kita harapkan mustahil akan terwujud dengan optimal,” ujar Luhur Budianda.
Luhur menjelaskan, komponen-komponen terikat inilah yang menentukan jalannya pengembangan desa wisata secara serius oleh masing-masing daerah. Terlebih pada momentum sekarang ini, bulan Ramadan bakal disambut libur Lebaran yang mana Lebaran menjadi satu-satunya puncak berlibur di Sumbar dan Indonesia.
“Desa wisata seharusnya melihat celah itu. Momen Lebaran ini di mana masyarakat kita akan pulang kampung, tentu berlibur di sekitaran kampung menjadi alternatifnya. Karena sebagian besar umum masyarakat memang ingin pulang kampung saja,” ujarnya.
Keinginan masyarakat untuk menikmati kampung halaman, kata Luhur, maka desa wisata salah satu potensi besar dioptimalkan daripada perantau yang pulang kampung harus merencanakan lagi liburan jauh ke kota-kota yang akan macet. Desa wisata memang harus melihat celah ini dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, desa wisata di luar paket pariwisata, lakek tangan-nya pada momentum Lebaran ini juga sangat potensial. Sehingga celah itu memang sangat ditentukan dari sejauh mana keseriusan dan komitmen masing-masing daerah untuk menggerakkannya untuk mampu memanfaatkan peluang tersebut.
Desa wisata dalam menyambut Lebaran ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan daya tarik desa wisata dan menumbuhkan ekonomi-ekonomi lokal bagi desa wisata di momen libur Lebaran Idulfitri tersebut.
“Kuncinya yang tiga tadi, pokdarwis, nagari dan pemerintah daerah. Kalau ketiga ini sejalan dan memang bergerak melihat potensi itu, tentu ini momen yang sangat tepat bagi gairahnya desa wisata. Apalagi kita memiliki banyak desa wisata juga,” kata Luhur Budianda. (*)