PADANG, HARIANHALUAN.ID — Tingkat kunjungan wisata selama momen libur Idulfitri 1446 Hijriah di Sumatera Barat (Sumbar) tercatat cukup melandai. Di sejumlah daerah, tingkat kunjungan mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Sementara di berbagai daerah lainnya, kunjungan wisatawan ke destinasi-destinasi wisata andalan tercatat mengalami peningkatan, meskipun tidak terlalu signifikan.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Luhur Budianda mengaku hingga saat ini belum merilis data pasti tingkat kunjungan wisatawan ke seluruh destinasi wisata di Sumbar selama libur Idulfitri 1446 Hijriah. Hingga kini Dispar Sumbar masih menunggu masuknya pelaporan data pencatatan kunjungan wisata dari seluruh pemerintah kabupaten/kota.
“Rekap data kunjungan ke seluruh destinasi wisata berbayar masih kami kumpulkan. Kami pun belum bisa menyampaikan jumlah perkiraan. Karena data resminya nanti akan dirilis BPS,” ujarnya kepada Haluan, Selasa (8/4).
Ia mengakui, kemampuan dan kecepatan pihaknya dalam menyampaikan rekap data jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar tahun ini memang agak sedikit berkurang dibandingkan tahun lalu.
Kondisi itu, disebabkan karena kontrak kerja sama sistem pencatatan pergerakan wisatawan berbasis sinyal yang sebelumnya sempat dikerjasamakan Dispar Sumbar dengan operator seluler PT Telkomsel telah berakhir, dan tidak diperpanjang lagi sebagai imbas kebijakan efisiensi anggaran.
“Tahun lalu akurasi data pergerakan wisatawan itu memang cepat kami dapatkan karena berbasis sinyal. Tapi sekarang tidak lagi, karena keterbatasan anggaran. Jadi kami hanya mengandalkan pelaporan kabupaten/kota dan menunggu rilis resmi BPS saja,” ucapnya.
Secara kasat mata, pria yang akrab disapa Budi meyakini Sumbar masih ramai dikunjungi wisatawan selama libur Lebaran tahun ini. Kondisi itu terlihat dari padatnya arus kendaraan di beberapa destinasi wisata utama di sejumlah daerah. Situasi ini juga dikuatkan dengan banyaknya postingan warganet di berbagai kanal media sosial yang menggambarkan semaraknya perayaan libur Lebaran di Ranah Minang tahun ini.
“Insya Allah berbagai destinasi wisata yang ada masih menjadi lokasi liburan favorit bagi para wisatawan dari luar daerah maupun perantau yang pulang kampung. Untuk perkiraan perputaran uang selama Ramadan dan Hari Raya, kami belum berani berspekulasi sebelum keluarnya data resmi dari BPS,” ujarnya.
Terlepas dari itu semua, ia meyakini suasana libur Lebaran kali ini cukup aman dan kondusif tanpa adanya insiden besar yang berpotensi mencederai citra pariwisata Sumbar. Hal itu, terlihat dari minimnya laporan dan pengaduan masyarakat ke kanal-kanal hotline layanan dan aduan yang telah disediakan jajaran dinas pariwisata provinsi dan kabupaten/kota.
“Tahun ini hampir tidak ada aduan. Kalaupun ada akan langsung ditindaklanjuti. Jika itu menyangkut palak-memalak, pungli, atau perbuatan lain yang menjurus kriminal, akan langsung ditindaklanjuti aparat kepolisian. Sekarang sistemnya begitu saja,” katanya.
Ia menyebut, sebelum dimulainya masa libur Lebaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar telah mewanti-wanti seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk mengantisipasi dan meminimalisasi terjadinya hal-hal yang berpotensi mengganggu kenyamanan wisatawan di destinasi wisata.
Seperti aksi pakuak-mamakuak, kalkulator rusak, pungli, perparkiran, persampahan, dan sebagainya. Arahan khusus itu bahkan juga dipertegas dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Gubernur Sumbar Nomor 28-DISPAR/2025.
“Sampai sejauh ini kami belum menemukan aduan terkait dengan ketidaknyamanan wisatawan saat berada di destinasi wisata. Insya Allah berkat kerja sama dan kolaborasi lintas sektor, libur Lebaran aman, nyaman, dan kondusif di Sumbar berhasil kita wujudkan,” katanya. (*)