“Semua strategi ini bertujuan untuk menjadikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dalam lima tahun ke depan,” ujar Luhur.
Dalam pemaparannya, ia juga menekankan bahwa strategi dan arah kebijakan tersebut merupakan bagian integral dari dokumen perencanaan daerah, dan telah melalui penyelarasan dengan kerangka awal RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2025–2029.
“Kita harapkan kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah akan meningkat signifikan seiring perbaikan infrastruktur, layanan dan promosi,” imbuhnya.
Forum ini juga menyoroti pentingnya indikator terukur dalam evaluasi renstra, termasuk peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, pertumbuhan pelaku ekraf binaan, serta peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata. Walaupun angka spesifik target belum dituangkan secara rinci, dokumen Ranwal RPJMD 2025–2029 menjadi dasar arah pembangunan selama lima tahun mendatang.
Dengan pendekatan yang terintegrasi dan inklusif, Pemprov Sumbar menargetkan terciptanya pariwisata yang tidak hanya menarik dari sisi atraksi, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, memberdayakan masyarakat lokal, serta melestarikan nilai budaya dan lingkungan hidup.
“Kita ingin Sumatera Barat tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai daerah yang mampu menghadirkan pengalaman yang otentik, berkelas dunia, dan berbasis pada nilai lokal,” tutupnya. (*)