Efek domino juga dirasakan sektor pariwisata lainnya. Hilangnya kegiatan MICE tidak hanya berdampak pada hotel, tetapi juga pada biro perjalanan wisata, transportasi, pelaku UMKM, hingga destinasi wisata yang kehilangan potensi kunjungan.
“Biasanya ada kerja sama dengan travel, kunjungan ke destinasi wisata dan pembelian oleh-oleh dari UMKM. Sekarang semua itu berhenti,” ucap Rina.
Namun, ia menyambut baik pernyataan Menteri Dalam Negeri yang memperbolehkan kembali pelaksanaan MICE di hotel, dengan catatan tidak berlebihan. Rina berharap, kebijakan tersebut segera diterjemahkan ke dalam revisi anggaran dan aturan teknis di lapangan.
“Perubahan dari Perpres Nomor 1 itu harapannya segera direalisasikan. Mulai dari anggaran hingga peraturan turunannya agar bisa dijalankan di lapangan. Kami berharap sektor pariwisata, khususnya perhotelan, bisa kembali pulih di semester II tahun ini,” ucapnya. (*)