Kompetensi Pelaku Pariwisata Ditingkatkan, Bisnis Homestay Menjanjikan

Pariwisata

Kabid Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, Mulyadi Yanis dan Kasi Kelembagaan Kepariwisataan dan Ekraf Dinas Pariwisata Sumbar, Febriadi foto bersama peserta bimtek pariwisata di Hotel Kawana, Padang, Rabu (13/7/2022). ATVIARNI

HARIANHALUAN.ID – Keberadaan homestay menjadi alternatif untuk penginapan bagi para wisatawan.

Tarif yang lebih murah dari hotel, serta layanan dan suasana seperti di rumah sendiri, menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menginap di kawasan wisata. Begitu pula dengan pemandu wisata (guide) yang terampil, pastinya akan menjadi nilai tambah wisata tersebut.

Karena itu, keberadaan homestay dan pemandu wisata di desa wisata di Sumbar dinilai sangat menunjang kepariwisataan di daerah ini. Namun demikian kompetensi pengelola homestay dan pemandu wisata harus ditingkatkan.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar yang diwakili Kabid Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, Mulyadi Yanis ketika membuka pelatihan berbasis kompetensi bidang homestay dan pemandu wisata  di Hotel Kawana, Padang, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, bisnis homestay ke depan sangat menjanjikan mengingat Sumbar sebagai daerah tujuan wisata.

“Pada liburan Idulfitri tahun ini, sekitar 1,8 juta perantau dan wisatawan berkunjung ke ranah Minang. Otomatis hotel penuh semua. Jika hotel penuh tentu homestay sangat diperlukan, apalagi di kawasan desa wisata,” katanya.

Mulyadi menuturkan, di kawasan desa wisata pada umumnya banyak rumah di tinggal penghuninya atau anggota keluarga berkurang karena merantau, dan ini merupakan peluang bagi pemilik rumah untuk menyulap mereka sebagai homestay, seperti yang dilakukan masyarakat di Desa Wisata Kubu Gadang, Padang Panjang.

Kementerian Pariwisata, katanya, menjelaskan bahwa kriteria dalam menentukan desa yang akan dijadikan desa wisata adalah memiliki potensi wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai atraksi wisata, memiliki aksesibilitas dan sudah memiliki aktivitas wisata atau berada dekat dengan aktivitas wisata yang sudah ada dan terkenal.

Kasi Kelembagaan Kepariwisataan dan Ekraf Dinas Pariwisata Sumbar, Febriadi menyebutkan, kegiatan pelatihan tersebut merupakan salah satu kegiatan  salah satu upaya dalam peningkatan dan pengembangan sumber daya pariwisata (SDP) khususnya dalam peningkatan kualitas layanan.

Febriadi mengatakan, Sumbar yang dikenal kaya dengan berbagai potensi industri pariwisata, diharapkan terus mampu menarik minat para wisatawan untuk datang berkunjung, sehingga nantinya mampu mendukung pengembangan pariwisata berbasis desa untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari, mulai dari tanggal 13 hingga  14 Juli  2022 dan diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, Sijunjung, serta Kota Solok. (*)

Exit mobile version