HARIANHALUAN.ID – Adanya wacana pemerintah untuk mengurangi entry point (titik masuk) wisatawan, dari sangat banyak menjadi hanya 10 bandara di Indonesia, dikhawatirkan akan menjadi salah satu faktor makin berkurangnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda saat membuka Orientasi Sertifikasi bagi Tenaga Kerja Bidang Pariwisata: Tour Leader dan Tour Guide, di Hotel Ibis, Selasa (26/7/2022).
Menurut Luhur, jika kebijakan itu diberlakukan wisatawan luar negeri hanya bisa masuk ke Indonesia melalui 10 bandara itu, dan untuk sampai ke Sumbar tak ada lagi penerbangan langsung dari luar negeri.
Harus dari salah satu bandara besar itu pertama dan kemudian dilanjutkan ke daerah tujuan. Ini tentunya akan memberatkan wisatawan, karena biaya transportasi menjadi lebih tinggi.
Informasi tersebut menurut Luhur, didapatkannya saat bersama Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengunjungi Kementerian Maritim dan Investasi baru-baru ini, untuk mengurus kebijakan agar turis mancanegara bisa langsung masuk Sumbar.
“Kita khawatir, kalau hal itu benar-benar menjadi kebijakan pemerintah, biaya yang dikeluarkan tentu akan semakin banyak. Ini akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan yang datang. Jika wisatawan sedikit, tentunya perekonomian juga akan melambat,” kata Luhur.
Karena itu, lanjutnya, tak ada pilihan lain untuk terus meningkatkan sumber daya yang kita miliki. Termasuk sumber daya manusia (SDM) nya, yakni tour leader dan tour guide. Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, juga harus lebih ditingkatkan para pelaku wisata tersebut.
“Melalui kegiatan orientasi sertifikasi tour leader dan tour guide ini, kita harapkan para pelaku wisata ini nantinya akan memiliki kompetensi, sehingga mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional,” kata Luhur.
Lebih jauh Kabid Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, Mulyadi Yanis, serta Ketua Panitia Pelaksana Anastasi menyebutkan, kegiatan yang digelar selama dua hari itu, Selasa dan Rabu (26-27/7), diikuti 50 peserta tour leader dan tour guide dari seluruh Sumbar.
“Kita harapkan, semua peserta nantinya dinyatakan kompeten dan tersertifikasi, sehingga dunia pariwisata kita akan semakin mendunia,” kata Anastasia. (*)