Homestay Peluang Bisnis yang Menjanjikan, Dinas Pariwisata Sumbar Tingkatkan Kompetensi Pelaku Pariwisata

Pariwisata Sumbar

Kasi Kelembagaan Kepariwisataan dan Ekraf Dinas Pariwisata Sumbar, Febriadi bersama peserta bimtek pariwisata saat kunjungan lapangan ke Desa Pariangan Tanah Datar, Kamis (25/8/2022). IST

HARIANHALUAN.ID – Pariwisata merupakan bisnis yang sangat menjanjikan di masa depan. Apalagi bagi Sumatra Barat (Sumbar) yang kaya dengan beragam objek wisata, kuliner yang lezat, serta kekayaan seni budayanya.

Hal ini menjadi daya tarik yang luar biasa untuk mengundang wisatawan datang. Selain hotel, keberadaan homestay menjadi alternatif untuk penginapan bagi seorang wisatawan. Tarif yang lebih murah dari hotel, serta layanan dan suasana seperti di rumah sendiri, menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menginap di kawasan wisata. Begitu pula dengan pemandu wisata (guide) yang terampil, pastinya akan menjadi nilai tambah wisata tersebut.

Karena itu, keberadaan homestay dan pemandu wisata di desa wisata di Sumbar dinilai sangat menunjang kepariwisataan di daerah ini. Namun demikian, kompetensi pengelola homestay dan pemandu wisata harus ditingkatkan.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar yang diwakili Kasi Kelembagaan Kepariwisataan dan Ekraf Dinas Pariwisata Sumbar, Febriadi ketika membuka pelatihan berbasis kompetensi bidang homestay dan pemandu wisata  di Hotel Rocky, Bukittinggi, Rabu (24/8/2022).

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (24-25/8/2022), menurut Febriadi, diikuti 50 peserta. Mereka berasal beberapa daerah, yakni dari Kota Padang, Bukittinggi, Agam, Pasaman Barat dan Pasaman Timur.

Pada hari pertama peserta mendapatkan materi dari narasumber dan hari kedua kunjungan lapangan ke Nagari Pariangan, Tanah Datar, untuk melihat secara langsung pengelolaan homestay di sana.

Menurut Febriadi, bisnis homestay ke depan sangat menjanjikan mengingat Sumbar sebagai daerah tujuan wisata.

“Pada liburan Idulfitri tahun ini, sekitar 1,8 juta perantau dan wisatawan berkunjung ke Ranah Minang. Otomatis hotel penuh semua. Jika hotel penuh tentu homestay sangat diperlukan, apalagi di kawasan desa wisata,” katanya.

Febriadi menuturkan, di kawasan desa wisata pada umumnya banyak rumah ditinggal penghuninya atau anggota keluarga berkurang karena merantau, dan ini merupakan peluang bagi pemilik rumah untuk menyulap mereka sebagai homestay, seperti yang dilakukan masyarakat di desa wisata Kubu Gadang, Padang Panjang.

Kementerian Pariwisata, katanya, menjelaskan bahwa kriteria dalam menentukan desa yang akan dijadikan desa wisata adalah memiliki potensi wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai atraksi wisata, memiliki aksesibilitas dan sudah memiliki aktivitas wisata atau berada dekat dengan aktivitas wisata yang sudah ada dan terkenal.

Febriadi juga menyebutkan, kegiatan pelatihan tersebut merupakan salah satu kegiatan salah satu upaya dalam peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Pariwisata (SDP) khususnya dalam peningkatan kualitas layanan.

Lebih lanjut Febriadi mengatakan, Sumbar yang dikenal kaya dengan berbagai potensi industri pariwisata, diharapkan terus mampu menarik minat para wisatawan untuk datang berkunjung, sehingga nantinya mampu mendukung pengembangan pariwisata berbasis desa untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. (*)

Exit mobile version