Sedangkan sejauh ini, menurutnya, hampir di seluruh destinasi wisata alam yang ada di Sumbar, baik itu destinasi pantai, laut, danau, sungai maupun geopark, sudah terpasang sejumlah petunjuk yang berguna bagi wisatawan maupun pengunjung untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Seperti misalnya di Pantai Padang, Pariaman, serta di sejumlah pantai di wilayah Pesisir Selatan ataupun di objek wisata Geopark Harau, di sana sudah terdapat juga sejumlah papan informasi maupun peta evakuasi bencana yang bisa dilihat oleh pengunjung maupun wisatawan,” ucapnya.
Budi melanjutkan, selain di sejumlah objek dan destinasi wisata yang berada dekat keramaian tersebut, papan maupun rambu-rambu informasi mitigasi bencana, juga disebar di dekat lokasi-lokasi wisata yang berada jauh di keramaian, seperti misalnya di daerah wisata air terjun dan pemandian.
Disebutkannya, khusus untuk destinasi wisata seperti ini upaya mitigasi bencana juga dilakukan dengan meningkatkan peran dari masyarakat maupun anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat yang memang lebih mengetahui kondisi, karakteristik dan medan lokasi destinasi wisata.
“Misalnya dalam menghadapi ancaman potensi bencana banjir bandang. Biasanya pokdarwis setempat akan mengeluarkan peringatan ataupun melarang pengunjung untuk melanjutkan perjalananya ke lokasi, jika memang terjadi cuaca ekstrim. Tujuannya tentu mencegah jatuhnya korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Upaya Mitigasi bencana semacam ini juga dilakukan,” ucapnya.
Meski mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa anggaran yang digelontorkan untuk menyiapkan perangkat mitigasi bencana di destinasi wisata, karena memang kewenangan tersebut ada di BPBD kabupaten kota.