Pariwisata Bukittinggi dengan Jam Gadang dan Nasi Kapau

OLEH: NELLA (MAHASISWA PASCASARJANA UNITAS PADANG)

Nella

HARIANHALUAN.id – Hampir seluruh daerah di Sumatera Barat dikarunia berbagai keindahan alam sebagai potensi pariwisata dimulai dari wisata alam, budaya dan buatan, seperti halnya yang ada di Kota Bukittinggi.

Secara umum banyak wisatawan datang ke kota Bukittinggi untuk melihat daerah – daerah objek wisata, salah satunya Jam Gadang sebagai ikon kota. Selain itu juga tertarik pada masakan khas tradisionalnya, yang dikenal dengan Nasi Kapau. Bagi kalian yang mau tau lebih banyak tempat wisata lainnya bisa kunjungi tempatwisata.co.id

Jam gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukittinggi. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan “Jam Gadang” sebutan bahasa Minangkabau yang berarti Jam Besar.

Salahsatu keunikan Jam Gadang adalah angka empat pada jamnya tidak dituliskan IV melainkan empat huruf I, atau IIII. Mesin jam yang digunakan di dalam monumen ini merupakan barang langka yang hanya diproduksi dua unit oleh pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman.

Jam Gadang mempunyai dayatarik tersendiri dan merupakan salah-satu wisata bersejarah nan populer di Kota Bukittinggi.

Jam yang berdiri megah di pusat kota tersebut menjadi tempat wisata bagi kalangan masyarakat baik tua, muda, bahkan banyak anak–anak yang bmenghabiskan waktu liburan mereka di Jam Gadang tersebut.

Terdapat sejarah menarik selain perubahan bentuk atau desain dari JamGadang Bukittinggi. Berikut 4 (empat) daya tarik Jam Gadang diantaranya daya tarik bangunan, daya tarik sejarah, daya tarik Spot Foto, dan daya tarik wisata Kuliner.

Wisata kuliner bukan semata – mata keinginan untuk mencicipi nikmatnya makanan saja tetapi yang lebih penting adalah keunikan dan kenangan yang ditimbulkan setelah menikmati makanan tersebut. Wisata kuliner merupakan salah satu jenis wisata yang dapat meningkatkan ekonomi warga lokal yang berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan, dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Seperti kuliner khas Bukittinggi, Nasi Kapau. Dengan Nasi Kapau ikut menambah kekuatan daya tarik Bukittinggi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan teknologi saat ini, semua aktifitas yang dilakukan manusia berhubungan dengan digitalisasi. Salah satunya adalah pemasaran menggunakan komunikasi massa, baik itu melalui media cetak maupun melalui media digital.

Nasi kapau adalah nasi ramas khas dari Nagari Kapau, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Di Bukittinggi pedagang nasi kapau berada di Pasar Lereng atau lokasi yang bernama Los Lambuang.

Nasi Kapau merupakan nasi khas yang terdiridari nasi, lauk pauk, dan gulai khas Kapau yang terdiri dari pilihan sayur nangka (cubadak), gulai tunjang (urat kaki kerbau/sapi), gulai babek (babat) atau perut kerbau (paruik kabau). Nasi Kapau sendiri dikemas dalam panci besar yang disusun bersamaan dengan panci–panci terlalu jauh dari jangkauan tangan mereka sewaktu melayani pembeli. Sendok gulai bertangkai panjang dari tempurung kelapa digunakan untuk menyendok gulai ke piring makan pembeli itulah yang menjadi ciri khas tersendiri dari Nasi Kapau tersebut.

Perbedaan produk Nasi Kapau dengan restoran minang lainnya yaitu pada Nasi Kapau tidak menyediakan rendang daging, karena mereka hanya menyediakan rendang ayam. Selain itu, Nasi Kapau juga tidak menyediakan Ikan Laut. Selain itu, produk dalam kuliner Nasi Kapau adalah sebuah rasa. Rasa yang kaya akan bumbu.

Sebagai contoh pedagang Nasi Kapau Linda telah melakukan promosi secara terpadudan terstruktur. Kegiatan promosi yang pernah dilakukan oleh pedagang Nasi Kapau Linda ini dengan melayani Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, S.P. yang datang menikmati nasi kapau tersebut. Kedatangan gubernur sekaligus mempromosikan kelezatan dari Nasi Kapau Linda itu sendiri. Selain itu, Nasi Kapau Linda juga dipromosikan melalui komunikasi massa yaitu melalui periklanan dan media sosial seperti facebook, instagram, marketplace serta tiktok agar dikunjungi banyak wisatawan.

Melakukan promosi wisata tidak bisa dilakukan dengan gegabah. Dibutuhkan sebuah strategi sebelum penerapannya, dengan melakukan metode wawancara dengan wisatawan yang datang mencicipi Nasi Kapau Linda bahwa potensi Nasi Kapau Linda dimulai dari promosi, kekuatan promosi dari mulut ke mulut, media sosial hingga periklanan. Dengan pola wisatawan yang sudah mencoba Nasi Kapau Linda tersebut akan memberikan rekomendasi kepada kerabat atau kolega.

Secara internal Jam Gadang dan Nasi Kapau Linda memiliki peluang yang besar untuk dijadikan media komunikasi massa seperti periklanan hingga promosi di media sosial dengan kekuatan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan branding yang terkenal sebagai destinasi wisata Kota Bukittinggi dan makanan minang yang khas akan cita rasa.

Jam gadang memiliki kekuatan yang mempunyai bangunan yang unik sehingga dapat menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara. Begitu juga Nasi Kapau Linda yang banyak pilihan menu lauk tersebut, ditambah kekuatan proses penyajian dengan cara yang unik (manyanduak), menambah kesan yang indah dalam masakan Nasi Kapau tersebut.

Strategi promosi wisata Jam Gadang melalui kuliner Nasi Kapau Linda Bukittinggi melalui pendekatan wisatawan terhadap produk tersebut berada pada penilaian yang tinggi yaitu kekuatan yang sangat identik dengan ciri khas Minangkabau yang ditonjolkan saat menjadikan Nasi Kapau Linda untuk dipromosikan pada wisata kuliner kota Bukittinggi.

Dengan melakukan promosi melalui komunikasi massa tersebut tentu akan menjadi peluang besar untuk menarik minat hati wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi.

Selanjutnya, strategi yang digunakan dengan melakukan inovasi pada Nasi Kapau Linda yang lebih sehat atau mempertimbangkan nilai kesehatan seperti memperkecil kemungkinan kolesterol. Kemudian perlu improvisasi lokasi yang tidak terlalu terbuka atau membuat setting atau tata letak yang lebih privasi untuk terwujudnya rasa aman saat mencicipi nasi kapau. Dengan pelayanan prima, konsumen nyaman bisa secara tak langsung memunculkan promosi dari mulut ke mulut oleh konsumen yang telah berkunjung. (*)

Exit mobile version