HARIANHALUAN.ID – Sektor perhotelan siap menyambut kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu), dalam rangka iven Visit Beautiful West Sumatra (VBWS) 2023.
General Manager Hotel Rangakayo Basa, Widadi Handoyo menyebut, pihak perhotelan akan meningkatkan mutu pelayanan dalam menyambut kesempatan emas ini.
“Kalau hotel sendiri untuk menyambut VBWS 2023 lebih ke perbaikan mutu produk (perbaikan kamar), tambahan dekorasi dan memasang banner VBWS 2023 agar lebih semarak,” ucapnya kepada Haluan, Kamis (9/2/2023).
Namun demikian, Ia mengkritisi pihaknya masih bingung dengan program ini. “Karena belum ada petunjuk teknis (juknis) persiapannya, apakah harus ada harga khusus atau bagaimana,” kata dia.
Di sisi lain, Ia menilai semangat pemerintah masih kurang dalam menggalakkan iven besar ini.
“Saya pribadi kok tidak begitu melihat semangat dari dinasnya ya (misal diperbanyak banner-banner di jalan ke bandara dan jalan-jalan protokol di kota dan kabupaten). Juga imbauan ke industri untuk pasang banner VBWS 2023,” tuturnya.
Widadi menambahkan, pelaku industri perhotelan memang sangat berharap program VBWS 2023 ini bisa membantu pemulihan kembali pariwisata Sumatra Barat (Sumbar).
Saat ini, kata dia, pergerakan sektor hunian perhotelan sudah mulai kembali diramaikan oleh wisman. “Tamu-tamu dari Malaysia sudah mulai masuk, tetapi belum banyak. Mungkin karena awal tahun, belum masa liburan,” ucapnya.
Ia memperkirakan, peningkatan hunian hotel diharapkan pada Maret 2023 saat iven-iven pemerintah mulai dilaksanakan. Kemudian menjelang liburan Idulfitri 1444 Hijriah.
Terpisah, General Manager Hotel Hangtuah, Elvis Syarif menyebutkan, salah satu bentuk persiapan sektor perhotelan dengan meningkatkan pelayanan, kebersihan dan kenyamanan bagi tamu yang berkunjung nantinya.
“Industri perhotelan harus meningkatkan pelayanan, kebersihan juga promosi-promosi. Selain itu, iven-iven berskala lokal yang kemudian nanti mempromosikan destinasi unggulan di Sumbar,” ujarnya kepada Haluan.
Ia menambahkan, pemerintah dan pelaku industri pariwisata harus bersinergi dan berkolaborasi untuk memajukan sektor pariwisata. Termasuk juga menyiapkan strategi-strategi untuk meningkatkan daya tarik pariwisata.
“Kita harus menyiapkan strategi yang tepat. Terutama untuk mendatangkan wisman. Salah satunya terkait penerbangan. Kita mendorong pemerintah untuk bicara dengan masing-masing maskapai berharap menurunkan harga tiket,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua PHRI Sumbar, Rina Pangeran. Menurutnya, sektor pariwisata Sumbar akan terhambat jika harga tiket masih melambung. Apalagi harga tiket ke luar negeri jauh lebih murah dibandingkan harga tiket lokal.
“Kabar tahun ini tiket pesawat akan turun, sebab juga pesaing di pihak maskapai mulai banyak. Kita harap memang tiket pesawat yang mahal tidak menjadi kendala lagi,” tuturnya.
Ia juga menilai, kunjungan wisman sudah mulai naik pascapandemi. “Kita melihat sudah mulai naik (kunjungan wisman), tujuan terbanyak Mentawai. Daya tarik surving yang banyak diincar, seperti yang paling banyak turis Australia,” tuturnya.
Ia berharap semakin banyak dibuka penerbangan internasional ke Padang. “Kita berharap harga tiket bersaing, kita juga selalu meminta kepada pemerintah untuk mencari dan menambah penerbangan,” ucapnya.
Selain itu, khusus bagi SDM perhotelan, Rina juga mengusulkan, agar para pegawai hotel di Sumbar memiliki ciri khas tersendiri, seperti dari seragam atau atribut lainnya. “Kita contoh di Bali, SDM perhotelannya memakai pakaian khasnya, bukan baju seragam resmi. Jadi ada otentifikasi dan ciri khasnya. Itu yang membuat unik. Kita harap di Sumbar bisa segera diterapkan di tahun ini,” ucapnya.
Bagi SDM Perhotelan, katanya, juga sangat membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas. Ia berharap pemerintah memberi perhatian untuk sektor perhotelan dan restoran. (*)