LIPUTAN EKSKLUSIF: Kadis Pariwisata Sumbar Luhur Budianda, Perlu Kolaborasi “Wujudkan Visit Beautiful West Sumatra”

Kadis Pariwisata Sumbar Luhur Budianda

Dinas Pariwisata Sumbar saat ini tengah me­nge­rahkan perhatian untuk mening­katkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata, peningkatan kualitas dunia ekonomi kreatif, memperbaiki daerah kunjungan wisata dan desa wisata di Sumbar.

Lewat program itu, Dinas Pariwisata Sumbar mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumbar. Hal itu juga diiringi dengan program Visit Beautiful West Sumatra 2023 yang bekerja sama dengan Bank Indonesia.

Dinas Pariwisata Sumbar juga menga­jak private sector untuk terlibat dalam peningkatan kualitas pariwisata Sumbar. Sebab, agar program yang telah disusun bisa berjalan lancar, Dinas Pariwisata tidak cukup hanya mengandalkan alokasi anggaran dari APBD.

Bagaimana skenario dan strategi membangkitkan pariwisata Sumbar pascapandemi Covid-19?

Dinas Pariwisata Sumbar setelah pandemi Covid-19 tentu perlu pergerakan dan strategi khusus untuk kembali meningkatkan kunjungan pariwisata ke Sumbar. Kami saat ini berbenah, baik itu dari sisi internal, maupun pelaku atau pegiat pariwisata. Dari segi pelaku wisata, kami akan memberikan pelatihan dan sertifikasi.

Begitu juga dalam ekonomi kreatif, kami menyiapkan 17 sub-sektor  yang akan ditingkatkan kualitasnya. Selanjutnya, dari sisi destinasi, kami menyiapkan daerah kunjungan wisata berkualitas dunia sesuai dengan program unggulan gubernur dan wakil gubernur, termasuk juga mem­persiapkan 19 daerah kunjungan wisata unggulan yang dikoordinasikan dengan 19 kabupaten dan kota di Sumbar.

Begitu juga dengan desa wisata. Pada dasarnya desa wisata itu punya empat tingkatan; desa rintisan, berkembang, maju, dan mandiri. Dalam peningkatakan kelas desa wisata itu, kami dibantu Kemenparekraf.

Pada 2021 kemarin, empat desa di Sumbar berhasil masuk 50 besar di tingkat nasional. Agar bisa masuk ke dalam jajaran desa mandiri. Kami bekerja sama dengan pihak ketiga, seperti Bank-Bank BUMN dan Bank BUMD. Hara­pan­nya desa-desa itu bisa menjadi ‘role model’ bagi desa yang lain untuk bisa berkembang.

Dalam meningkatkan kunjungan wisata, kami akan maksimalkan peran dari event-event lokal, nasional dan inter­nasional untuk promosi wisata Sumbar. Pada Tahun 2023, kami menargetkan peningkatakn kunjungan wisata ke Sum­bar melalui program Visit Beautiful West Sumatra 2023 yang saat ini sudah bergulir dengan kolaborasi bersama Bank Indonesia.

Apa fungsi dan peran Dispar memajukan pariwisata Sumbar? Apa saja programnya?

Pada dasarnya fungsi pemerintahan itu ada tiga; khusus dinas pariwisata sesuai dengan undang-undang, Perda dan Pergub kami bertugas untuk memfasilitasi, koordinasi dan menyiapkan regulasi. Dinas Pariwasata Sumbar tentu akan memastikan tiga hal itu bisa bergerak dan di sisi lain juga berupaya mendapatkan dukungan dari private sector.

Bagaimana dengan alokasi anggaran Dispar 2022 untuk memajukan pariwisata Sumbar?

Anggaran di Dinas Pariwisata Sumbar akan dioptimalkan untuk mengoptimalkan empat kebijakan prioritas tadi; mulai dari peningkatan SDM pariwisata, meningkat­kan kualitas ekonomi kreatif Sumbar, meningkatkan kualitas destinasi dan meningkatkan kembali kunjungan wisata.

Anggaran Tahun 2022 akan diarahkan ke empat program-program tersebut. Kami tidak ingin bergantung sepenuhnya ke alokasi anggaran di APBD. Tentu dana APBD terbatas, oleh karena itu kami mencoba berpikir ‘out of the box’. Kami berupaya agar private sector bisa berperan dalam meningkatkan kualitas pariwisata Sumbar. Dinas Pariwisata Sumbar dalam hal itu berkolaborasi dengan perbankan, dan berbagai perusahaan star up, marketplace.

Bagaimana sinkronisasi program pariwisata provinsi, kota dan kabupaten di Sumbar?

Keterlibatan seluruh stakeholder, baik itu pemerintah, pelaku dan pihak swasta sangat penting dalam melakukan percepatan dan akselerasi dunia wisata Sumbar. Dinas Pariwisata Sumbar dan Dinas Pariwisata di kabupaten kota sudah memiliki forum yang rutin melakukan pertemuan untuk berkoordinasi.

Selain itu, kegiatan dan program antara provinsi dan kabupaten/kota juga saling mendukung satu sama lain. Sebab, program-program yang saat ini tengah dijalankan itu merupakan turunan dari RPJMD provinsi, sementara RPJMD kabupaten kota juga disesuaikan dengan RPJMD provinsi.

Seberapa optimistis Dispar bahwa pariwisata Sumbar bisa bangkit ke depan?

Kami optimistis pariwisata Sumbar dapat berkembang setelah dua tahun menghadapi pandemi Covid-19. Tentu butuh percepatan, sinergitas dan kolaborasi. Saat ini mulai dari pegiat atau pelaku pariwisata, pemerintah dan swasta punya semangat yang sama. Hal itu lah yang menjadi dasar optimisme kami, bahwa pariwisata Sumbar bisa kembali bergeliat. (*)

Exit mobile version