Apa saja tantangan dunia pariwisata Sumbar hari ini?
Agak berat memang kita harus menciptakan kembali keinginan wisatawan untuk mau bepergian. Kita harus berusaha keras seperti tahun-tahun sebelum pandemi kemarin. PR kita bagaimana caranya kita membuat mereka bisa bepergian kembali dengan rasa aman.
Terkhusus di Sumbar juga kita harus menciptakan rasa aman untuk wisatawan yang berkunjung. Tentu saja dengan prokes yang ketat di setiap tempat-tempat yang dikunjungi. Yakni di setiap hotel dan restoran juga kita tekankan harus menerapkan prokes yang ketat.
Apa nilai lebih pariwisata Sumbar dan apa yang harus dibenahi untuk memajukan pariwisata Sumbar?
Kampung kita sebenarnya sangat indah, infrastruktur, jalan-jalan semua sudah bagus. Hanya saja di destinasi wisata, kita melihat masih ada yang perlu dibenahi. Di sini belum adanya toilet dan musala bersih.
Kalau tamu yang datang saat berhenti, singgah atau mampir pasti mencari toilet, musala. Sumbar juga sudah dikenal sebagai destinasi wisata halal, sehingga kebersihan memang harus dibenahi. Di samping itu, kita juga butuh jalan tol. Mudah-mudahan segera selesai.
Bagaimana kondisi perhotelan di Sumbar saat pandemi dua tahun terakhir ini?
Selama pandemi memang perhotelan sektor paling terdampak. Bisa dibilang cukup parah selama dua tahun kemarin. Baru setelah tiga bulan terakhir saat pandemi menurun, situasi mulai membaik dan okupansi hotel naik kembali. Secara nasional, dampak pandemi juga membuat hotel dan restoran banya yang kehabisan napas.
Apakah ada hotel di Sumbar yang tutup?
Memang ada di kota-kota besar yang tutup, Tapi Alhamdulillah untuk di Sumbar hotel tidak ada yang tutup, cuma memang rata-rata kesulitan keuangan. Kita akui memang iya. Mudah-mudahan segera membaik pascapandemi ini.
Bagaimana peran PHRI meningkatkan pariwisata dan optimisme bahwa pariwisata Sumbar bisa bangkit setelah terpukul akibat pandemi dua tahun belakangan?
Kita PHRI ada program kerja untuk meningkatkan kunjungan wisataawan ke Sumbar, seperti menciptakan promosi yang terintegrasi, kemudian kita membranding dan mencitrakan destinasi wisata yang menarik. Kemudian untuk acara-acara MICE, kita membuat promosi supaya diadakannya seminar nasional itu, oleh kementerian dan kedinasan di Sumbar.
Kemudian iven-iven pariwisata juga diciptakan supaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumbar. Lalu, berusaha bundling program dan menawarkan paket-paket wisata yang menarik, juga promo-promo tiket pesawat. Kita berusaha menciptakan daya tarik untuk berkunjung ke Sumbar.
Apa harapan terhadap pemerintah dan pemangku kepentingan lain agar pariwisata Sumbar bisa bangkit?
Intinya harus kolaborasi. Kalau kita PHRI sebagai pelaku usaha pariwisata, menganggap pemerintah itu bisa bersinergi terlebih sekarang zamannya kolaborasi. Jadi, swasta dan pemerintah kita harus bergandeng tangan bersama, agar apa yang kita programkan bisa terlaksana, terbantu dan kunjungan wisatawan ke Sumbar bisa naik kembali. (*)