LIPUTAN EKSKLUSIF: BI Sumbar Inisiasi Pencanangan “Visit Beautiful West Sumatra 2023”

Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumbar, Wahyu Purnama A

Apa latar belakang dan motivasi BI menginisiasi pencanangan “Visit Beautiful West Sumatra 2023”?

Selain sebagai otoritas moneter, makroprudensial dan sistem pem­bayaran, BI di daerah juga mem­punyai fungsi sebagai advisor peme­rintah daerah, yaitu memberikan rekomendasi terkait pengendalian inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah berdasarkan data, serta asesmen rutin yang kami lakukan.

Hasil asesmen, kami menangkap fenomena perekonomian Sumatra Barat (Sumbar) cenderung tumbuh melambat setiap tahunnya, lantaran melambatnya kinerja lapangan usaha utama daerah, yaitu pertanian dan industri pengo­lahan, disertai dengan sumbangannya terhadap perekonomian yang se­makin menurun.

Oleh sebab itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, kami merekomendasikan  mengembangkan sumber pertum­buhan ekonomi baru sebagai loko­motif perekonomian.

Dalam hal ini, kami rekomen­dasikan adalah pengembangan pari­wisata, mengingat tingginya potensi baik wisata alam, budaya dan kuliner.

Pariwisata juga memiliki multiplier effect yang luas dan keseluruhan. Kedatangan wisatawan memiliki dampak yang luar biasa dalam menggerakkan begitu banyak ke­giatan sektor lain, seperti perhotelan dan restoran, transportasi, produk kerajinan dan industri olahan makan/minum, dan jasa-jasa.

Alhamdulillah, rekomendasi kami tersebut diterima dan direspon baik oleh Pemda Sumatra  Barat. Setelah melalui diskusi bersama, kemudian mencanangkan Tahun Kunjungan Wisata Sumatra  Barat 2023 dengan tagline “Visit Beautiful West Sumatra (VBWS) 2023”.

Apa target besar dari upaya pengembangan wisata Sumbar yang hendak dicapai?

Kami berharap menjadi titik awal terbangunnya kesadaran bersama, sinergi, serta kolaborasi antar stakeholders untuk benar-benar serius, serta konkrit dalam mengembangkan sektor pariwisata Sumbar.

Target akhir yang diharapkan tentunya ekonomi Sumatra Barat dapat kembali tumbuh tinggi dan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat Sumbar dapat meningkat (tingkat kemiskinan dan kesenjangan/ketimpangan pendapatan dapat dikurangi).

Bagaimana skenario dan strategi “VBWS 2023”?

Dalam rangka menyongsong VBWS 2023 untuk menjadikan Sumbar sebagai daerah destinasi wisata unggulan, kami merekomen­dasikan strategi. Mulai dengan fokus pada penguatan brand image. Pemda  perlu sangat clear memposisikan diri dalam bersaing dengan daerah lain, yaitu berfokus menjadikan “brand” Sumatra Barat identik dengan pariwisata. Tujuannya adalah menguatkan positioning, sehingga Sumbar menjadi top of mind pariwisata masyarakat dibandingkan daerah lain.

Kemudian kejelasan segmentasi wisatawan. Pengembangan pariwisata Sumbar harus berangkat dari motif berwisata wisatawan.

Selanjutnya strategi promosi efektif yang terpadu. Pemda Sumbar dapat mencontoh strategi promosi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan, yaitu strategi terkonsep yang sentralisasi dan terpadu.

Pelaksanaan  strategi  promosi yang telah ditetapkan adalah dengan menggunakan bauran promosi di antaranya melakukan advertising, sales promotion, personal selling, direct marketing, dan public relation dan publicity.

Di samping itu, perlu sinergi dan kolaborasi antar stakeholders (aso­siasi, pelaku usaha, media, akademisi, dan komunitas) yang dipimpin oleh pemerintah daerah, antara lain dengan menjadwalkan pertemuan berkala untuk memperkuat kolaborasi.

Kemudian terkait inovasi dan pe­ningkatan kreativitas yang berke­lanjutan dalam pengembangan pariwisata, sehingga dapat menarik wisatawan yang pernah datang ke Sumbar untuk datang kembali.

Mengapa ada penandatanganan komitmen Sumbar Bersih dan Sumbar Ramah bersama bupati/wali kota se-Sumbar?

Kebersihan destinasi, serta kera­ma­han pelaku usaha dan masyarakat merupakan syarat mutlak dalam pengembangan pariwisata Sumatra Barat. Kita dapat melihat saat ini kesadaraan masyarakat Sumbar akan pentingnya kebersihan dan kera­mahan masih perlu ditingkatkan (misalnya pada objek wisata, masih sering kita temukan banyaknya sampah berserakan dan toilet yang tidak bersih).

Terkait keramahan, kita jarang sekali menemukan pelaku usaha di objek wisata Sumbar yang menerapkan senyum, sapa dan salam. Melalui penandatanganan komitmen Sumbar Bersih dan Sumbar Ramah tersebut, diharapkan akan menjadi momentum penggerak penguatan komitmen dan kesadaran bersama semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha dan seluruh masyarakat Sumbar untuk merubah perilakunya dengan meningkatkan keber­sihan dan keramahannya. (*)

Exit mobile version