HARIANHALUAN.ID – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Andalas, Syafruddin Karimi menyakini bahwa, sektor pariwisata berpeluang besar untuk dijadikan sebagai lokomotif ekonomi baru yang kuat bagi Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) di masa pemulihan ekonomi pascapandemi.
Menurut Syafruddin Karimi, selama pandemi Covid-19 salah satu sektor ekonomi yang paling terdampak secara nyata adalah sektor pariwisata. Hal itu disebabkan diberlakukannya sejumlah aturan pembatasan mobilitas masyarakat.
“Berlakunya aturan pembatasan perjalanan menyebabkan penurunan angka kunjungan wisata secara drastis. Lalu seiring dengan mulai pulihnya situasi dan pemulihan permintaan, maka sektor pariwisata diharapkan dapat kembali menjadi sumber daya ekonomi yang kuat bagi Sumatra Barat,” ujarnya kepada Haluan, Jumat (10/3/2023).
Ia menuturkan, agar bisa menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi baru yang kuat bagi Sumbar, Pemprov Sumbar bersama seluruh stakeholder terkait harus mampu untuk melahirkan strategi maupun program kebijakan ekonomi yang tepat.
“Misalnya, dalam segi pembenahan ataupun pembangunan infrastruktur pariwisata. Termasuk jalan raya dan pembangunan jalan tol yang saat ini kita telah relatif terlambat dalam menyelesaikannya dibandingkan dengan daerah lain,” ucapnya.
Lambannya penyelesaian pembangunan jalan tol dan segala problema yang ada di sekitar proyek pembangunan jalan bebas hambatan itu, kata Syafruddin Karimi, harus diakui telah berdampak terhadap lemahnya daya saing ekonomi Sumbar dibandingkan dengan provinsi tetanggga.
Kemudian, menurutnya, Pemprov Sumbar juga harus belajar dari terjadinya kemacetan panjang di banyak ruas jalan utama pada saat libur Lebaran tahun lalu. Hal semacam itu, sebutnya, perlu diantisipasi dan dicarikan solusinya sejak awal.
Sebab bagaimanapun, menurutnya, infrastruktur merupakan elemen penunjang yang sangat utama bagi Sumbar, agar bisa mengejar ketertinggalannya pertumbuhan ekonomi dari daerah lain.
“Jika pembangunan ataupun pembenahan infrastruktur transportasi jalan raya atau tol ini bisa dipercepat, tentu akan menghasilkan dampak yang sangat berdampak positif. Tidak hanya bagi sektor pariwisata, namun juga akan berimbas pada sumber perekonomian masyarakat lainnya,” ucapnya.
Lebih lanjut pakar ekonomi terkemuka di Sumbar ini menyampaikan, sejatinya Sumbar memiliki banyak potensi ekonomi yang bisa dimaksimalkan, seperti misalnya sektor perkebunan, pertanian, perikanan, pertambangan, industri hingga perdagangan.
“Lalu, sebenarnya Sumbar juga memiliki potensi ekonomi yang luar biasa dari sektor pendidikan. Khususnya pendidikan tinggi yang bisa dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Namun sayangnya, potensi itu selama ini jarang kita sadari,” tuturnya. (*)