PADANG, HARIANHALUAN.ID — Berbagai permasalahan klasik masih mewarnai pariwisata Sumaetra Barat, khususnya pada momen-momen liburan saat meningkatkannya mobilitas masyarakat berwisata, seperti pada saat libur lebaran yang tidak lama lagi akan datang kembali.
Permasalahan seperti kemacetan, kebersihan hingga lonjakan harga mestinya dapat diminimalisir atau diantisipasi oleh pemerintah, karena sudah berulang terjadi dari tahun ke tahun. Apalagi tahun ini digadang-gadang sebagai tahun kunjungan wisata Sumbar.
Praktisi dan pengamat pariwisata, Zuhrizul atau yang akrab disapa Mak Etek dalam beberapa kesempatan menyampaikan bila berkaca dengan kondisi dan kualitas wisata Sumbar saat ini masih dihadapi oleh permasalahan klasik. Mulai dari masalah kebersihan di destinasi wisata yang masih perlu ditingkatkan agar memberikan kenyamanan dan kesan yang baik bagi wisatawan.
Ia juga menyinggung kualitas akses jalan menuju destinasi wisata yang masih belum ditata dengan baik. Bahkan sejumlah daerah tujuan wisata sangat rawan macet. Hal ini tentu akan menjadi tantangan besar dalam pengembangan wisata.
“Kita berharap terus berbenah, terutama Kota Padang dan Bukittinggi yang menjadi barometer wisata Sumbar kini semakin semrawut dan kotor. Ini akan merusak citra wisata dan sulit diharapkan wisatawan kembali dan promosikan ke yang lain untuk datang ke Sumbar,” ucapnya.
Padahal, kata Mak Etek, tahun ini Sumbar mengusung konsep VBSW dengan penekanan beautiful atau keindahan, baik dari aspek lingkungan dan suasana sosial yang ramah terhadap para wisatawan.