Dengan diberlakukannya sistem rekayasa lalu lintas one way ditambah dengan pengalihan arus ke sejumlah jalur alternatif pada H-3 hingga H+3 Lebaran itu, persoalan kemacetan yang selama ini selalu terjadi setiap musim libur Lebaran, hampir bisa dikatakan terpecahkan.
Lancarnya arus lalu lintas tersebut, pada akhirnya memberikan dampak ekonomi terhadap destinasi wisata di daerah-daerah yang tidak berada di jalur lalu lintas favorit. Akibatnya, perputaran uang pada musim libur Lebaran tahun ini terbilang merata di seluruh daerah.
“Perputaran uang juga terjadi di daerah yang sebelumnya tidak mengalami perputaran uang secara signifikan. Seperti misalnya Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok dan juga objek wisata lain yang jauh dari jalur favorit,” ucapnya.
Ia menambahkan, perputaran yang tersebut, terjadi dalam bentuk transaksi akomodasi hotel, penginapan, homestay, rumah makan, UMKM kuliner, oleh-oleh dan lain sebagainya.
Sementara beberapa kabupaten dan kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan, sebut Doni, di antaranya Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, hingga kawasan wisata bahari Mandeh yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.
“Hampir tidak ada yang terlalu menonjol secara signifikan. Artinya, persebaran wisatawan pada musim libur Lebaran ini hampir merata di seluruh kabupaten dan kota,” tuturnya. (*)