HARIANHALUAN.ID — Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar mencatat angka kunjungan ke seluruh destinasi wisata berbayar yang ada di 19 kabupaten dan kota pada musim libur Lebaran Idulfitri 1444 Hijriah lalu, berhasil menembus angka 2,8 juta kunjungan.
Angka kunjungan wisata tersebut meningkat 133 persen, dibandingkan dengan tingkat kunjungan wisatawan pada musim Lebaran tahun sebelumnya yang hanya berjumlah sebanyak 1,2 juta kunjungan.
“Artinya perputaran uang yang terjadi selama musim libur Lebaran Idulfitri kemarin, sekitar Rp3 trilliun,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda melalui Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Doni Hendra kepada Haluan, Kamis (27/4/2023).
Doni menjelaskan, perkiraan jumlah perputaran uang tersebut didasarkan kepada hasil penelitian yang dilakukan Dinas Pariwisata Sumbar yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam satu kali perjalanan wisata ke Sumbar, setiap wisatawan berpotensi berkontribusi menghasilkan perputaran uang di seluruh sektor ekonomi terkait sebesar Rp1,2 juta.
“Menariknya, perputaran uang pada musim libur Lebaran Idulfitri tahun ini, terbilang merata di 19 kabupaten dan kota. Hal itu disebabkan diberlakukannya sistem rekayasa lalu lintas one way,” ucap Doni.
Dengan diberlakukannya sistem rekayasa lalu lintas one way ditambah dengan pengalihan arus ke sejumlah jalur alternatif pada H-3 hingga H+3 Lebaran itu, persoalan kemacetan yang selama ini selalu terjadi setiap musim libur Lebaran, hampir bisa dikatakan terpecahkan.
Lancarnya arus lalu lintas tersebut, pada akhirnya memberikan dampak ekonomi terhadap destinasi wisata di daerah-daerah yang tidak berada di jalur lalu lintas favorit. Akibatnya, perputaran uang pada musim libur Lebaran tahun ini terbilang merata di seluruh daerah.
“Perputaran uang juga terjadi di daerah yang sebelumnya tidak mengalami perputaran uang secara signifikan. Seperti misalnya Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok dan juga objek wisata lain yang jauh dari jalur favorit,” ucapnya.
Ia menambahkan, perputaran yang tersebut, terjadi dalam bentuk transaksi akomodasi hotel, penginapan, homestay, rumah makan, UMKM kuliner, oleh-oleh dan lain sebagainya.
Sementara beberapa kabupaten dan kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan, sebut Doni, di antaranya Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, hingga kawasan wisata bahari Mandeh yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.
“Hampir tidak ada yang terlalu menonjol secara signifikan. Artinya, persebaran wisatawan pada musim libur Lebaran ini hampir merata di seluruh kabupaten dan kota,” tuturnya. (*)