LIPUTAN EKSKLUSIF: Menggairahkan Wisata Religi Sumbar

Masjid Raya Sumbar

Masjid Raya Sumbar

HALUANNEWS, PADANG — Kekayaan sejarah keagamaan dan budaya membuat Sumatra Barat (Sumbar) memiliki berbagai peninggalan yang menjadi daya tarik wisata religi. Mulai dari makam para ulama, masjid-masjid tertua hingga tradisi religi.

Bahkan Sumatra Barat digadang-gadang menjadi tujuan destinasi wisata religi terbesar di Pulau Sumatra. Hal ini tentu harus disambut dengan berbagai program. 

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda mengatakan, sebagai daerah yang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) membuat seluruh aspek kehidupan masyarakat begitu kental dengan keagamaan, termasuk sektor pariwisata.

Masjid Al Hakim

“Konsep wisata halal, wisata religi sejatinya sudah terdapat di kehidupan masyarakat di Sumbar. Hampir semua kuliner yang ada di Sumbar halal, tempat ibadah dan destinasi wisata keagamaan,” ujar Budi kepada Haluan, Jumat (1/4/2022).

Ia memisalkan, sejumlah objek wisata religi yang dimiliki Sumbar, mulai dari masjid-masjid tertua atau masjid yang memiliki design unik, seperti Masjid Raya Sumbar, Masjid Terapung Samudra Illahi di Painan, Masjid Ganting Kota Padang. 

Saat ini selain menyiapkan destinasi wisata unggulan. Kami juga tengah melakukan sertifikasi bagi pelaku wisata. Salah satunya lewat sertifikasi CHSE yang merupakan sertifikat yang diberikan kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata dan produk pariwisata lainnya, untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terkait dengan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Lalu juga ada wisata religi di Ulakan Padang Pariaman, yaitu di Makam Syeikh Burhanuddin, kemudian juga ada tradisi Tabuik di Pariaman yang diselenggarakan saat menyambut 1 Muharam. Dua potensi wisata tersebut menjadi salah satu andalan wisata religi Sumbar yang rutin mendatangkan wisatawan.

Budi mengatakan, untuk pengembangan seluruh destinasi wisata Sumbar ke depan tentu harus difokuskan pada kesehatan dan keamanan pengunjung. Terutama dalam penerapan standar CHSE, yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

“Kami juga tengah melakukan sertifikasi bagi pelaku wisata. Salah satunya lewat sertifikasi CHSE yang merupakan sertifikat yang diberikan kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata dan produk pariwisata lainnya, untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terkait dengan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Masjid Raya Ganting

Menurut Budi, seiring dengan pengendalian pandemi Covid-19 yang membaik menjadi angin segar bagi sektor pariwisata, yang mengalami dampak cukup signifikan akibat krisis. Ia pun optimistis angka kunjungan wisatawan ke Sumbar akan kembali meningkat.

Data Dinas Pariwisata Sumbar mencatat pada 2019 jumlah kunjungan wisata mencapai 8,3 juta orang. Kemudian mengalami penurunan pada 2020 menjadi 8 juta orang akibat pandemi Covid-19. Sedangkan  pada 2021, jumlah kunjungan wisatawan turun tajam menjadi 4,5 juta orang.

“Untuk kunjungan wisatawan pada tahun ini, kami di dinas pariwisata masih menyusun dan melihat perkembangan yang terjadi. Tentu akan sulit saat sudah memasang target. Tapi kami optimistis pariwisata Sumbar dapat segera bangkit. Sebab, sektor wisata ini amat cepat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Budi berharap dukungan dari seluruh pihak dalam pengembangan wisata  Sumbar ke depan. Terutama masyarakat dalam menciptakan suasana yang nyaman, aman yang membuat wisatawan berkesan dan berkeinginan untuk kembali lagi.

“Kami perlu dukungan dari seluruh unsur dan pihak yang berkaitan dengan wisata, termasuk juga dukungan dari masyarakat Sumbar untuk menciptakan hospitality dan membuat nyaman para pengunjung yang datang ke Sumbar,” ujarnya.

Terpisah, hal yang senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Eri Sendjaya bahwa budaya dan keagamaan yang kental di Sumatra Barat membuat berbagai daerah memiliki potensi wisata religi yang cukup banyak.

Masjid Muhammadan

Di sisi lain, Eri mengatakan, pembangunan sejumlah masjid dengan arsitektur ikonik dan menarik juga menjadi potensi wisata religi yang cukup kuat mendatangkan wisatawan. Ia memisalkan, Masjid Al Hakim yang berada di kawasan Pantai Padang, dengan rata-rata pengunjung merupakan wisatawan dari luar daerah.

“Banyak masjid yang memiliki nilai sejarah, struktur, perjuangan tentu merupakan tawaran lain yang dihidangkan kepada para pengunjung,” ujar Eri kepada Haluan, Jumat (1/4).

Eri meyakini, wisata religi merupakan salah satu daya tarik cukup besar bagi wisatawan yang datang ke Sumbar, dan khususnya ke Padang. Apalagi, sejumlah destinasi wisatanya juga mudah diakses.

“Jika dilihat enam bulan terakhir, sektor utama dari wisatawan yang datang ke Kota Padang adalah wisata religi, salah satunya Masjid Al-Hakim. Tiap hari ada ratusan bus dengan ribuan jemaah yang datang dengan komentar jika sudah ke Padang tidak lengkap jika belum salat di masjid ikonik itu,” ujarnya lagi.

Menurut Eri, kunjungan wisata religi diperkirakan juga akan meningkat selama momentum Ramadan. Pihaknya pun akan menyiapkan sejumlah kegiatan dalam menyemarakkan wisata religi pada Ramadan. 

“Jumlah kunjungannya pasti meningkat dari tahun sebelumnya saat pelaksanaan wisata religi bulan Ramadan. Wisatawan yang mengadakan wisata religi kebanyakan masyarakat yang tergabung dalam majelis taklim. Baik itu dari Kota Padang maupun di luar Kota Padang ini. Diharapkan wisatawan yang datang agar tidak kendor akan protokol kesehatan,” katanya.

Masjid Agung

Eri menyebutkan, Pemko Padang terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas di destinasi wisata religi, termasuk mendorong aspek keamanan dan kesehatan bagi para pelancong.

“Kebersihan K3 di wisata religi akan terus dijaga, sehingga membuat jemaah merasa nyaman dan mau datang kembali,” kata Eri,

Masjid Jamik

Di sisi lain, Eri mengatakan, untuk menggairahkan pariwisata di Sumbar butuh dukungan dan kolaborasi dengan berbagai pihak terlibat. mulai dari asosiasi, hingga masyarakat luas. (*)

Exit mobile version