LIPUTAN EKSKLUSIF: Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumbar Sari Lenggogeni, Berpotensi Kembangkan Wisata Religi

Ketua BPPD Sumbar

Ketua BPPD Sumbar, Sari Lenggogeni

Bagaimana potensi Sumbar untuk mengembangkan pariwisata religi dan budaya?

Kalau sekarang, wisata religi sudah sangat berkembang terlebih kita juga berlandaskan ABS-SBK. Sumbar sangat potensial mengembangkan wisata religi. Kita juga merasakan pergerakan syiar dan dakwah milenial semakin banyak. Islamic tourisme jadi daya tarik tersendiri di Sumbar.

Kita ada perda dan pergub tentang wisata halal. Wisata religi berbeda dengan wisata halal, kalau wisata halal lebih ke layanan, barang atau jasa yang mendukung wisatawan muslim untuk berwisata.

Misalnya, masjid yang bersih terkelola harum. Ada petunjuk salat tersedia ekonomi kreatif dan sebagainya. Sekarang juga sudah ada tren.

Sedangkan wisata religi, seperti mengunjungi masjid tertua, termegah dengan arsitektur desain modern misalnya. Apalagi di Sumbar ada masjid raya yang sudah dapat penghargaan masjid terindah dari Saudi. Kita lihat trend-nya sekarang masjid menjadi attraction (daya tarik) tersendiri.

Termasuk juga aktivitas di dalamnya yang menambah keunikan sendiri. Pasti ke masjid orang mencari yang baru yang bagus, itu bisa jadi wisata religi. Kalau wisata halal bagaimana akomodasi halal, servisnya. Sedangkan wisata religi, nonmuslim juga bisa menikmatinya sebagai bentuk perjalanan wisata.

Selain itu, juga ada daya tarik dan terjadi pergeseran, di mana banyak ustaz yang datang ke Sumbar. Kita juga belum ada data apakah yang datang dari dalam Sumbar atau luar Sumbar, namun kita merasakan ada pergerakan.

Hal itu didasari di Sumbar landasannya ABS-SBK. Ditambah lagi dengan dukungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberi kesempatan Sumbar untuk iven kelas dunia. Wisata religi itu adalah bagian dari wisata budaya. Dimana leading-nya di Tanah Datar. Ada wisata Pagaruyuang, banyak juga di Solok.

Apa tantangan, hambatan dan kendala pariwisata religi dan budaya di Sumbar ni?

Sekarang ini wisata religi itu memang segemented. Tapi dapat dilihat sekarang semakin banyak orang yang ingin mendengarkan aktivitas keagamaan dan syiar-syiar Islam. Aktivitas dakwah menjadi segmen tersendiri. Apalagi sumbar dan indonesia mayoritas muslim.

Namun di lain sisi, tantangannya bagaimana pengelolaannya. Jangan sampai kita memberikan pariwisata tertentu, namun kita tidak siap.

Apa Solusi, Saran dan rekomendasi untuk menggairahkan wisata religi dan budaya di daerah ini?

Strateginya seperti membuatkan program-program atau iven-iven yang menarik, seperti masjid tertua, masjid termegah, termodern melalui tourist information center.

Tentu bisa diinformasikan. Apa aktivitasnya, pustaka dan kajian-kajiannya. Lalu, nanti dihubungkan dan ditautkan dengan platform digital untuk promosi. (*)

Exit mobile version